Presiden Jokowi didampingi Mentan Lakukan Percepatan Tanam Padi di Tuban, Lihat Tuh

Kamis, 06 April 2023 – 14:12 WIB
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo turun ke sawah bersama petani untuk melakukan penanaman padi di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis (6/4). Foto: Dokumentasi Humas Kementan

jpnn.com, TUBAN - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan penanaman padi di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis (6/4).

Kegiatan tersebut merupakan upaya mendorong percepatan tanam kembali setelah panen sehingga ketersediaan beras nasional semakin tangguh dalam kondisi apapun.

BACA JUGA: Malam-malam, Mentan Syahrul dan Petani Tetap Semangat Tanam Padi Serempak, Lihat Tuh

"Hari ini kita mulai menanam, seperti di daerah -daerah lain. Setelah panen tidak diberi jeda, karena air masih banyak, segera ditanam," kata Jokowi seusai melakukan penanaman padi.

Kepala Negara mengaku senang terkait pemakaian pupuk organik yang dilakukan Serikat Petani Indonesia.

BACA JUGA: Ini Strategi Kementan Amankan Ketersediaan Bawang Merah Nasional, Silakan Disimak

"Sudah tiga tahun, kurang lebih seribu hektare semuanya organik. Biaya untuk pupuknya yang biasanya per hektarenya bisa lima sampai enam juta rupiah rupiah, di sini hanya Rp 100 sampai Rp 500 ribu per hektare," ungkapnya.

Selain percepatan tanam usai panen, Presiden Jokowi juga mendorong petani untuk menggunakan pupuk organik sehingga tidak bergantung pada pupuk kimia, industri pupuk kimia, dan tidak tergantung pada impor bahan baku pupuk kimia.

Penggunaan pupuk organik pun memberikan manfaat untuk memperbaiki lingkungan dan ekosistem.

"Ini saya kira kalau dikembangkan di daerah lain akan banyak mengurangi  yang dikeluarkan petani," saran Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo itu berharap para petani tidak ketergantungan kepada pupuk kimia.

"Sehingga jangan sampai ada keluhan petani, pupuknya sulit, ya memang sulit, semua negara urusan pupuk memang sulit. Namun ada pilihan-pilihan. Saya kira bagus sekali dan hasilnya di awal memang agak turun sedikit tetapi setelah itu malahan meningkat, ini yang bagus," paparnya.

Presiden Jokowi menegaskan telah memerintahkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo agar pengembangan pertanian organik secara luar dilakukan di semua provinsi, bukan hanya Jawa Timur.

Namun diakuinya persoalan utamanya adalah petani memang harus memiliki paling tidak satu keluarga itu dua ekor sapi agar dapat membuat pupuk organik secara mandiri.

"Di sini sudah, di daerah lain nanti tugasnya Kementerian Pertanian nanti untuk mencukupi itu sehingga bisa dipakai untuk membikin pupuk organik," kata eks Gubernur DKI Jakarta itu.

Pada kesempatan yang sama, Jokowi juga mengaku senang setelah mengetahui harga gabah di petani saat ini jauh lebik baik dibanding tahun yang lalu.

"Petani mestinya seneng. Harga gabah petani Rp 5.700, tinggi sekali, tahun yang lalu Rp 4 ribu hingga Rp 4.200," ujar Jokowi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menambahkan percepatan tanam padi usai panen ini merupakan strategi Presiden Jokowi yang diperintahkan kepada Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menghadapi dampak El Nina atau kemarau panjang agar produksi dan ketersediaan beras tetap terjaga.
Tak hanya memanfaatkan air, pengembangan program percepatan tanam juga dengan menerapkan pertanian organik.

"Hari ini Bapak Presiden bersama seluruh masyarakat tani yang ada di Tuban, khususnya yang tergabung dalam Serikat Petani Indonesia mencanangkan seribu hektare untuk kawasan percepatan tanam untuk musim tanam kedua di lokasi ini," kata Mentan SYL.

Karena itu, lanjut Mentan SYL berharap, dengan hadirnya Bapak Presiden sekaligus melihat ada kegairahan yang sangat serius dari para petani kita di seluruh Indonesia.

Mentan SYL menjelaskan kondisi Indonesia saat ini tengah melangsungkan panen raya padi.

Sementara data dari BPS menunjukkan produktivitas padi justru lebih membaik.

Kendati demikian, tidak berarti tidak waspada menghadapi musim tanam berikut yang kemungkinan menghadapi suasana El Nino, kemarau yang panjang.

"Oleh karena itu kerja sama Kementan, Ditjen Tanaman Pangan dengan SPI (Serikat Petani Indonesia) dan beberapa asosiasi lain, kami akan dorong khususnya dalam menciptakan pupuk pupuk organik yang bisa digunakan dari resource atau sumber daya alam yang ada di sekitar lahan-lahan ada," papar Mentan SYL.

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih menyebutkan produksi padi tahun ini secara nasional melimpah sehingga mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri secara mandiri.

Karena itu, SPI mendukung gerakan percepatan tanam kembali usai panen yang dilakukan Presiden Jokowi dan Mentan SYL, khususnya mendorong penggunaan pupuk organik yang dihasilkan secara mandiri oleh petani.

"Kalau menurut kami, produktivitas padi cukup baik walaupun ada di beberapa daerah banjir, ada di beberapa daerah katanya terserang hama, tetapi tidaklah besar sekali. Sehingga menurut SPI, produksi kita dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan nasional," sebutnya.

Henry mengaku kawasan daulat pangan yang saat ini dikunjungi Presiden Jokowi sudah mereka bangun sejak 2020.

"Jadi sudah tiga tahun kami menjalankan pertanian agroekologi, di sini yang tidak pakai pupuk kimia dan racun dan produktivitasnya tinggi. Kami tidak perlu pakai pupuk kimia tersebut, kita bisa pakai pupuk organik dari hasil alam kita," sebut Henry.

Perlu diketahui, luas baku sawah nasional saat ini 7,46 juta hektare dengan produktivitas padi nasional 5,25 ton per hektare.

Berdasarkan data KSA BPS, prognosa luas panen Januari-Maret 2023 seluas 3,12 juta hektare atau 29,8 persen dari luas panen setahun 10,45 juta hektare.

Perkiraan produksi padi Januari-Maret sebesar 26,6 juta ton gabah kering giling (GKG), setara 9,57 juta ton beras.

Adapun luas baku sawah Provinsi Jawa Timur 1,21 juta hektare dan Kabupaten Tuban 66.534 hektare.

Berdasarkan data BPS, prognosa panen di Provinsi Jawa Timur pada Januari-Maret 2023 sebesar 599.743 ha (35,42 persen dari setahun 1,69 juta hektare).

Produksi gabahnya 3,44 juta ton GKG, setara 1,98 juta ton beras. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler