Presiden Jokowi Dorong Pengembangan 10 Bali Baru Dikebut

Jumat, 17 November 2017 – 10:01 WIB
Presiden Joko Widodo dan Gubernur NTB M Zainul Majdi dalam vlog tentang Pantai Mandalika di Lombok. Foto: Youtube

jpnn.com, BOGOR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali meminta jajarannya menggenjot pengembangan 10 Bali baru yang telah ditetapkan sebagai destinasi pariwisata prioritas nasional. Jokowi menyampaikan itu ketika memimpin langsung rapat terbatas kabinet membahas pengambangan 10 Bali Baru di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Kamis (16/11).

"Ada sebuah kesempatan besar untuk mengembangkan pariwisata kita apabila kita memiliki banyak destinasi wisata baru," kata Jokowi dalam rapat yang dihadiri jajaran menteri Kabinet Kerja, termasuk Menpar Arief Yahya.

BACA JUGA: Siap-siap, Besok Bendera Start Tour de Singkarak Diangkat

Jokowi menuturkan, tren dunia menunjukkan adanya peningkatan di sektor pariwisata. Yang terdekat misalnya Tiongkok.

Lonjakan turis yang keluar (outbound) dari Negeri Tirai Bambu itu sudah mencapai 125 juta orang per tahun. Dalam lima tahun mendatang, angkanya diprediksi meningkat hingga 180 juta orang.

BACA JUGA: Wonderful Indonesia Bidik Pusat Bisnis Terbesar di Melbourne

Yang perlu diperhatikan, menurut Presiden Jokowi, separuh dari 125 juta itu atau 62 juta masuk ke Asia. Potensi itulah yang harus dimanfaatkan secepat mungkin dengan menyelesaikan pengembangan 10 Balli baru. Targetnya adalah merebut pasar turis mancanegara.

Apa yang disampaikan Presiden Jokowi memang masuk akal. Sebab, semua negara di dunia lagi berebut untuk memasarkan destinasinya masing-masing. Indonesia bagian dari negara yang destinasinya secara kultural maupun alam, punya potensi bersaing dengan negara lain di destinasi yang lain.

BACA JUGA: 10 Bali Baru Kelar, Target 20 Juta Wisman Tak Sulit Dicapai

Karena itu, dia meminta 10 Bali baru digarap secara cepat, dengan diferensiasi yang berbeda antara destinasi satu dengan lainnya sehingga menjadi menarik. Baik yang menonjolkan keindahan pantainya, budayanya, maupun geopark-nya.

"Itu akan menjadi sesuatu yang menarik, sehingga orang datang karena keindahan pantainya, keindahan budayanya seperti Borobudur. Bisa datang karena keindahan danaunya yang besar seperti Toba, bisa datang karena pengin diving dan surfing," tuturnya..

Dengan pengembangan 10 Bali baru saja, tambahnya, bukan tidak mungkin sebagian besar turis yang keluar dari Tiongkok, maupun negara lain setiap tahunnya bisa masuk ke Indonesia. "Saya rasa kita harus memiliki pembeda seperti itu sehingga kita harapkan yang 62 juta hanya dari satu negara, misalkan separuh atau sepertiganya datang ke kita itu sudah 20 juta. Ini baru dari satu negara," sebutnya.

Untuk itu dia meminta pengembangan 10 Bali baru sesegera mungkin dirampungkan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian ATR/BPN, KLHK, Barekraf, Kementerian Koperasi harus segera terintegrasi pada sebuah program pengembangan yang telah diputuskan.

Spirit Presiden Jokowi yang makin concern ke sektor pariwisata itu tentu menjadi tugas Menpar Arief Yahya. Dia pun terus memperkuat dan memopulerkan “gotong royong” dengan semua kementerian dan lembaga menggunakan tagline Indonesia Incorporated!.

Bahkan, Menteri Arief Yahya mengunakan konsep Pentahelix ABCGM atau akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media.  Sebab, pengembangan pariwisata tidak bisa berdiri sendiri.

Untuk pembangunan infrastruktur pariwisata berarti membutuhkan Kementerian PUPR, sedangakan aksesibilitas perlu Kemenhub. Untuk urusan alam berarti bersentuhan langsung dengan KemenLHK, budaya dengan Kemendikbud, korporasi dengan Kementerian BUMN, ICT dengan Kominfo, imigrasi dengan Kemenkumham, sedangkan bea cukai dengan Kementerian Keuangan.

Budget anggaran promosi dengan Kemenkeu, promosi mancanegara dengan Kemenlu, homestay desa wisata dengan Kemendes, safety and security dengan Polri, dan pengembangan destinasi dengan Pemprov, Pemkab dan Pemkot.

“Di TTCI Travel Tourism Competitiveness Index, daya saing pariwisata kita ditentukan oleh 14 pilar, yang kewenangannya di Kementerian dan Lembaga lain. Inilah pentingnya Indonesia Incorporated,” tutur Arief Yahya.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Masuk 3 Besar Negara Wisatawan Digital


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler