Presiden Jokowi Ingin Membangun SDM, Tetapi Masalah Guru Menumpuk

Minggu, 24 November 2019 – 14:59 WIB
Pengamat dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji mengatakan, masalah seputar guru di Indonesia sangatlah kompleks. Sebab, data-data yang ada sangatlah bertolak belakang.

"Kita sering mendengar kondisi Indonesia yang kekurangan guru, tetapi data Kemendikbud dan Bank Dunia menunjukkan Indonesia justru kelebihan guru karena memiliki rasio guru yang jauh lebih baik daripada Amerika Serikat, Inggris, Australia, Finlandia, Singapura, dan lainnya," kata Indra dalam catatan Hari Guru Nasional alias HGN 2019, Minggu (24/11).

BACA JUGA: Mana Berani Pemerintah Memberhentikan Semua Guru Honorer

Di sisi lain, lanjutnya, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam hal ini Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) di seluruh Indonesia saat ini penuh dengan calon guru.

Dari sisi pendapatan, data menunjukkan, banyak guru yang pendapatannya jauh di bawah upah minimum. Namun, faktanya juga banyak guru yang berpenghasilan belasan bahkan puluhan juta per bulan.

BACA JUGA: Guru Honorer di Garut Mogok Mengajar 28 November, Bisa Menjalar ke Daerah Lain

"Bagaimana mengambil keputusan dengan data yang kontradiktif. Harusnya ada penyelerasan data dengan tingkat urgensi tinggi," ucapnya

Dari sisi kualitas, menurut Indra, hasil ujian kompetensi guru (UKG) terakhir sampai sekarang belum ada perkembangan sama sekali. Mungkin dikarenakan belum ada proses perbaikan yang jelas.

BACA JUGA: Indra Charismiadji: 97,5% Guru tak Paham Teknologi Informasi

"Banyak anggaran keluar untuk pelatihan tetapi tidak pernah ada feedback-nya. Sebuah tanda tanya besar jika Presiden Jokowi memprioritaskan pembangunan SDM unggul sedangkan ujung tombaknya, yaitu guru belumlah unggul. Intinya tata kelola guru harus dibenahi," tegasnya.

Dia melanjutkan, solusi dari problem-problem tersebut harus disusun melalui sebuah rencana strategis yang lintas kementerian, lembaga negara, pemerintah daerah, sampai swasta baik sebagai penyelenggara pendidikan maupun yang mendukung program pendidikan.

Pelaksanaan solusi tersebut pun harus berupa kolaborasi bersama. Bukan hanya satu atau dua pihak. Kemendikbud bisa ditunjuk presiden sebagai leading sector, tetapi implementasi harus kolaborasi dan tidak terbatas anggaran masing-masing.

"Semoga kita bersama dapat membuat perubahaan nyata demi terciptanya SDM Unggul - Indonesia Maju. Guru sendiri harus mampu mengembangkan diri secara mandiri untuk memberi contoh menjadi pembelajar sepanjang hayat. Selamat Hari Guru 2019," pungkas Indra. (esy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler