Presiden Jokowi Sebut Radikalisme dalam Pesan untuk GMNI

Rabu, 31 Maret 2021 – 21:00 WIB
Presiden Jokowi. lustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) tetap berdiri di barisan depan, dalam melawan gerakan radikalisme, merawat kebhinekaan dan toleransi.

Pesan Presiden Jokowi tersebut disampaikan dalam rekaman video yang ditayangkan pada rangkaian acara Dies Natalis ke-67 GMNI yang digelar di Hotel Mercure, Cikini, Jakarta, Rabu (31/3).  

BACA JUGA: Jokowi Mania: Otak Bom Katedral Makassar Harus Dibekuk!

“GMNI dikenal sebagai organisasi kader dan organisasi perjuangan yang konsisten menjaga Pancasila, merawat toleransi dan merawat kebhinekaan, berdiri di depan melawan radikalisme demi tegaknya NKRI," ujar Presiden Joko Widodo.

Menurut mantan gubernur DKI Jakarta tersebut, kehadiran GMNI sangat dibutuhkan di tengah kondisi pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Presiden Jokowi: Ini yang Diberikan Prioritas Terlebih Dahulu

“Di masa pandemi seperti sekarang ini, kehadiran GMNI sangat dibutuhkan untuk menjadi bagian dari upaya untuk keluar dan bangkit dari pandemi," ucap presiden.

Presiden kemudian mengucapkan selamat kepada GMNI yang memasuki usia ke-67.

BACA JUGA: Tips dari Jokowi untuk Kepala Daerah soal Cara Tinggalkan Kenangan Indah

Ia pun berpesan agar GMNI terus menjadi pejuang-pemikir, pemikir-pejuang serta terus memperjuangkan cita-cita agar Indonesia tetap berdaulat dalam politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Sementara itu, Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino mengucapkan terima kasih atas masukan yang diberikan presiden bagi GMNI.

Arjuna berharap pemerintah terus mendukung gerakan mahasiswa yang konsisten melawan radikalisme.

Karena menurutnya, radikalisme adalah masalah universal yang berdampak pada seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti meningkatnya intoleransi hingga aksi terorisme.

Arjuna juga menyampaikan, GMNI konsisten mengawal kebijakan pemerintah seperti memberi kritik terhadap kebijakan yang dirasa menyengsarakan kehidupan kaum marhaen.

Seperti, impor beras hingga melakukan edukasi terkait vaksinasi dan pencegahan Covid-19 secara ilmiah.

“Kami juga terus konsisten melakukan kritik apabila dirasa kebijakan pemerintah berdampak buruk kepada kehidupan kaum marhaen. Kami juga aktif melakukan edukasi terkait Covid-19 secara ilmiah. Semua ini dilakukan untuk kebaikan masyarakat, bangsa dan negara,” ucapnya.

Sebagai informasi, dalam Dies Natalis kali ini GMNI memberikan penghargaan 'GMNI Intelectual Awards' kepada sejumlah tokoh alumni GMNI yang memiliki track record intelektual, berkontribusi bagi gerakan, masyarakat, serta nusa dan bangsa.

Masing-masing tokoh hukum tata negara Sri Soemantri Martosoewignjo, Ketua MPR-RI periode 2009–2014 yang juga penggagas 4 pilar kebangsaan (alm) Muhammad Taufiq Kiemas.  

Kemudian kepada pakar ilmu politik Cornelis Lay dan kepada mantan Mensesneg di era Presiden Abdurrahman Wahid, Bondan Gunawan Sastrosudarmo.(gir/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler