jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo kembali mengeluhkan penyerapan dana Covid-19 yang masih rendah. Sejauh ini, pria yang akrab disapa Jokowi itu mendapat data penyerapan baru Rp 136 triliun.
Jokowi menilai penyerapan anggaran stimulus penanganan Covid-19 masih belum optimal.
BACA JUGA: Bila Gibran Dipaksakan Maju di Pilpres 2024, Siapa Pengusungnya?
Anggaran dengan jumlah sebesar Rp 695 triliun tersebut harus bisa diserap dengan cepat untuk mengatasi penyebaran lebih lanjut dari pandemi beserta dampak yang ditimbulkannya.
"Data terakhir yang saya terima 22 Juli, dari total stimulus penanganan Covid yaitu sebesar Rp 695 triliun, yang terealisasi baru Rp 136 triliun, artinya baru 19 persen," kata Jokowi saat memberikan arahan kepada Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional melalui rapat terbatas yang digelar melalui telekonferensi dari Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (27/7).
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Korban Penyekapan Minta Perlindungan Jokowi, Bu Risma Turun Tangan, PNS Dipecat
Jokowi memerinci serapan anggaran itu yang di antaranya di bidang perlindungan sosial yang baru terserap 38 persen, UMKM sebesar 25 persen, sektor kesehatan yang baru terealisasi 7 persen, dan insentif dunia usaha sebesar 13 persen.
Demikian halnya dengan dukungan untuk sektoral dan pemerintah daerah yang juga baru terserap 6,5 persen.
BACA JUGA: Ini Beberapa Kesalahan dalam Pemakaian Masker untuk Menghindari Covid-19
"Inilah yang harus segera diatasi oleh Komite dengan melakukan langkah-langkah terobosan, bekerja lebih cepat, sehingga serapan anggaran yang belum optimal tadi betul-betul segera diselesaikan," tuturnya.
Jokowi mengingatkan, apabila persoalan regulasi dan administrasi menjadi kendala penyerapan anggaran tersebut, maka regulasi tersebut harus direvisi agar muncul kecepatan dalam pengelolaan anggaran penanganan dampak pandemi Covid-19.
"Lakukan perbaikan dan jangan sampai ada yang namanya ego sektoral atau ego daerah. Saya kira penting sekali ini segera diselesaikan sehingga aura dalam menangani krisis ini betul-betul ada," tandasnya. (tan/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga