Presiden Minta Seluruh Menteri Berhati-hati, Ada Apa?

Selasa, 27 Februari 2024 – 06:06 WIB
Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk berhati-hati dalam menyusun target pertumbuhan ekonomi 2025. Foto/Arsip: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyoroti tentang situasi dan risiko ketidakpastian ekonomi global yang berpengaruh pada kerangka makro 2025.

Kepala Negara mengatakan bahwa perekonomian beberapa negara seperti Inggris dan Jepang sudah masuk ke dalam resesi.

BACA JUGA: Syarat Jumlah Kursi Terpenuhi, DPR Dapat Usulkan Hak Angket Pemakzulan Presiden Jokowi

"Kita tahu semuanya beberapa negara sudah masuk ke resesi seperti Jepang, Inggris yang baru saja masuk proses resesi itu," kata Presiden Jokowi.

Presiden pun meminta kepada jajaran kementerian/lembaga untuk berhati-hati dalam menyusun target pertumbuhan ekonomi terhadap risiko ekonomi global, seperti resesi.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Ucapkan Selamat HPN 2024 Kepada Seluruh Insan Pers

"Antisipasi dalam menyusun target pertumbuhan juga harus mencerminkan kehati-hatian tapi optimisme dan kredibilitas agar tetap harus kita jaga," kata Presiden Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna Persiapan Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H, Rencana Kerja Pemerintah, Kerangka Ekonomi Makro (KEM), dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) Tahun 2025 di Istana Negara Jakarta, Senin.

Kendati demikian, dia meminta seluruh jajaran kementerian tetap optimistis dan kredibel.

Selain itu, presiden juga meminta agar pemerintah pusat dan daerah melakukan penajaman anggaran dan menyiapkan rencana alternatif (contingency plan) jika terjadi gejolak maupun krisis ekonomi.

"Lakukan penajaman fokus pemerintah pusat dan daerah dengan menyiapkan rencana alternatif jika ada gejolak dan krisis," kata Jokowi.

Sebagai perbandingan, ekonomi Jepang dilaporkan tergelincir ke dalam resesi setelah dua kuartal mengalami kontraksi pada kuartal ketiga dan keempat tahun lalu.

Pemerintah Jepang mencatat pada Kamis (15/2), ekonomi negara itu menyusut pada tingkat tahunan sebesar 0,4 persen pada periode Oktober-Desember karena daya belanja yang lemah.

Produk domestik bruto (PDB) riil, nilai total barang dan jasa yang diproduksi di Jepang, menyusut 0,1 persen dari kuartal sebelumnya, menurut angka awal pemerintah. Menurut Kantor Kabinet Jepang, hal ini menandai kontraksi untuk kuartal kedua setelah penurunan 0,8 persen yang tercatat pada kuartal ketiga 2023.

Data Office for National Statistics menyebutkan perekonomian Inggris dilaporkan terkontraksi sebesar 0,1 persen pada kuartal III 2023. Kinerja perekonomian yang negatif itu berlanjut pada kuartal IV 2023 dengan penurunan sebesar 0,3 persen.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler