jpnn.com - jpnn.com -Pemerintah yakin bahwa tahun ini harga cabai bisa berangsur turun setelah suplai diperbesar. Masyarakat pun diimbau untuk menyiasati kenaikan harga komoditas itu.
Presiden Joko Widodo mengatakan, harga cabai yang makin pedas alias mahal adalah dampak suplai yang menurun selama 2016.
BACA JUGA: Novanto Minta Pemerintah Lebih Tegas ke Australia
Hal tersebut disampaikan Jokowi setelah mendatangi Pasar Induk Kajen di Kabupaten Pekalongan kemarin (9/1). Dia langsung menanyakan fluktuasi harga komoditas kepada sejumlah pedagang. "Kenaikan harga cabai rawit merah Rp 100 ribu," kata Jokowi. Sedangkan cabai merah dan hijau dihargai Rp 45 ribu-Rp 50 ribu.
Menurut dia, harga sejumlah komoditas, termasuk cabai, sangat bergantung supply and demand. "Selain itu, pada 2016 memang jelek untuk cabai. Sehingga banyak yang busuk dan gagal panen," ujar mantan wali kota Solo itu. Akibatnya, suplai di pasaran berkurang sehingga mengerek harga.
BACA JUGA: Maruarar: Jokowi dan Prabowo Masih Tak Tergantikan
Fluktuasi harga cabai itu dianggap Jokowi sebagai hal yang biasa. Untuk saat ini, masyarakat diimbau agar menyiasatinya lewat substitusi. "Nggak usah beli cabai rawit. Belinya cabai yang hijau, yang merah juga pedes, sama saja," imbau presiden 55 tahun itu.
Pemerintah yakin bahwa harga komoditas cabai bisa turun. Terlebih, Kementerian Pertanian juga terus-menerus menyuplai bibit cabai untuk ditanam petani. Diharapkan, suplai cabai di pasaran bisa kembali meningkat sehingga harga menjadi normal lagi.
BACA JUGA: PAN Sebut Langkah Jokowi Bikin Keadaan Sedikit Gaduh
Rian, salah seorang pedagang bumbu masakan, membenarkan bahwa harga cabai memang melonjak, terutama cabai rawit merah. "Naiknya belum lama," ucap dia. Sejauh ini, konsumen cabai hanya mengeluhkan harga yang melonjak. Sedangkan untuk cabai merah dan hijau, masih relatif tidak ada keluhan karena kenaikan harga hanya berkisar Rp 10 ribu. (byu/c11/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pakai Sarung jadi Viral, Pak Jokowi Bilang Begini
Redaktur : Tim Redaksi