jpnn.com - RAMALLAH - Pemimpin Palestina, Mahmoud Abbas menegaskan bahwa semua pandangan miring Israel terhadap masyarakatnya selama ini, tidak benar.
Dalam wawancara khusus dengan media Israel Kamis waktu setempat (31/3), tokoh 81 tahun itu bahkan mengatakan, ingin menyaksikan kedamaian dalam sisa hidup saya,’’ kata Abbas kepada Israel Channel 2.
BACA JUGA: Brutal! ISIS Lempari Dua Sipil Pakai Batu, Mati
Karena itu, Abbas sangat serius mengupayakan perdamaian Israel dan Palestina. ’’Sebenarnya, akar semua masalah ini adalah tipisnya harapan dan kepercayaan kami terhadap Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dan komitmennya terkait solusi dua negara,’’ ungkap presiden berkacamata tersebut. Apalagi, sejak 2014, perundingan damai Israel-Palestina berjalan di tempat.
Tak berlanjutnya perundingan damai yang diprakarsai Amerika Serikat (AS) itu, menurut Abbas, juga menjadi salah satu faktor pemicu konflik. Sebab, rakyat Palestina merasa tidak ada jaminan dari Israel untuk berdamai. ’’Jika perundingan damai berlanjut, harapan rakyat Palestina (terhadap perdamaian) akan tumbuh dan saya yakin tidak akan ada yang berani menyerang, menikam, atau menembak,’’ paparnya.
BACA JUGA: Catat Sejarah, Pria Amerika Digaji Menjadi Ninja
Belakangan, penyerangan dan penikaman serdadu atau warga sipil Israel meningkat. Tapi, penembakan warga Palestina oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga meningkat. Israel dan sekutu Baratnya pun dengan mudahnya langsung menimpakan kesalahan terhadap Palestina. Mereka menganggap pemerintahan Abbas tidak sungguh-sungguh melarang rakyatnya untuk menyerang Israel.
’’Pasukan keamanan kami sudah berupaya maksimal. Yang Anda semua tidak ketahui, aparat kami datang ke sekolah-sekolah dan merazia tas para siswa untuk menyita pisau atau senjata tajam yang mungkin mereka bawa,’’ terang Abbas.
BACA JUGA: Bikin Tegang! Marinir Perkosa Wanita Jepang
Di salah satu sekolah, pasukan Palestina menyita 70 pisau dari tas para siswa. Baik siswa perempuan maupun laki-laki. ’’Kami mengambil pisau-pisau itu dan menegaskan kepada mereka bahwa apa yang mereka lakukan itu salah,’’ kata Abbas.
Anak-anak tersebut, menurut dia, mungkin hanya menjalankan perintah orang tua mereka. Bisa jadi, pisau-pisau itu sengaja dimasukkan ke dalam tas oleh orang tua mereka untuk berjaga-jaga. Tapi, apa pun alasannya, membawa senjata tajam ke sekolah tidak dibenarkan.
"Ini sesuatu yang salah. Kami tidak ingin kalian membunuh atau terbunuh. Kami ingin kalian semua tetap hidup. Harapan kami untuk mereka yang di sana (Israel) pun sama,’’ tegas Abbas menirukan nasihat aparat terhadap para siswa.
Karena itu, dia tidak terima jika Israel menganggap Palestina tidak berbuat apa-apa untuk menyetop konflik. Tanpa campur tangan aparat, dia yakin konflik akan jauh lebih parah.
Meski hubungan Palestina dan Israel retak, Abbas yakin Netanyahu adalah mitra terbaiknya untuk mewujudkan perdamaian. "Mari, silakan temui saya kapan pun Anda mau. Kita bicara,’’ ungkap pria yang akrab disapa Abu Mazen tersebut. Dia berharap kerja sama keamanan Israel-Palestina bisa terus berlanjut demi mencegah konflik yang jauh lebih besar. (timesofisrael/VOA/hep/c23/ami/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korut Pamer Rudal di Saat Korsel, AS dan Jepang Satu Meja
Redaktur : Tim Redaksi