JAKARTA--Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono serta delegasi mulai Senin (27/5) akan melakukan kunjungan kerja ke Swedia dan Amerika Serikat. Rombongan Presiden akan berangkat melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pagi ini.
Kunjungan kerja pertama delegasi Indonesia menuju ke Stockholm, Swedia. Selanjutnya, Presiden menghadiri Panel Tingkat Tinggi PBB Mengenai Agenda Pembangunan Pasca 2015 (UN High-Level Panel of Eminent Persons on the Post-2015 Development Agenda), yang akan mengadakan pertemuan ke-5 di Markas Besar PBB di New York pada 29 – 30 Mei 2013, di New York, Amerika Serikat.
Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah mengemukan, kunjungan ke Swedia pada 27 – 28 Mei 2013, dilakukan untuk memenuhi undangan Raja Swedia Carl XVI Gustaf.
“Undangan tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt, dalam kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada November 2012,” kata Faizasyah.
Selama di Swedia, Presiden Yudhoyono akan melakukan kunjungan kehormatan kepada Raja Gustaf, dan melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Reinfeldt serta Kepala Parlemen Swedia Per Westerberg.
Dalam kesempatan ini, akan dibahas isu-isu yang menjadi kepentingan bersama Indonesia dan Swedia, utamanya di bidang ekonomi, lingkungan hidup, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, riset, dan teknologi. Selain itu, sejumlah Nota Kesepahaman kerja sama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi, dan kesehatan juga akan ditandatangani.
Untuk mendorong peningkatan investasi Swedia di Indonesia, menurut Faizasyah, Presiden Yudhoyono direncanakan akan bertemu dengan pemimpin perusahaan-perusahaan terkemuka Swedia, antara lain dengan CEO Business Sweden, CEO IKEA, dan pemimpin perusahaan Investor AB.
“Melalui peningkatan investasi, diharapkan kerjasama ekonomi kedua negara yang sudah kuat akan semakin meningkat. Dewasa ini tercatat nilai perdagangan antara Indonesia dan Swedia tumbuh dengan baik, meningkat dari 1,05 miliar dollar AS pada 2011 menjadi 1,46 miliar dollar AS pada 2012,” sambungnya.
Ia meyakini, kunjungan Presiden SBY ke Swedia akan semakin memperkuat interaksi hubungan Indonesia - Swedia.
Sementara itu, pertemuan ke-5 Panel Tingkat Tinggi, menurut Faizasyah, akan dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku salah satu Ketua Bersama (Co-Chairs) Panel. Agenda utama dari pertemuan ke-5 Panel tersebut adalah pengesahan Laporan Panel. Setelah disahkan, Laporan tersebut selanjutnya akan diserahkan oleh Presiden Yudhoyono atas nama Ketua Bersama dan Anggota Panel kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon.
“Presiden Yudhoyono juga akan menyampaikan briefing kepada para anggota PBB di forum Majelis Umum PBB terkait Laporan Panel tersebut. Sebagai langkah selanjutnya, Sekjen PBB akan mensirkulasikan Laporan Panel tersebut kepada seluruh anggota PBB untuk dibahas melalui inter-governmental process di Sidang Majelis Umum PBB ke-68 (2013 – 2014),” kata Faizasyah.
Menurut Faizasyah, dengan disahkannya Laporan Panel tersebut, Panel Tingkat Tinggi telah memenuhi mandatnya dalam membantu Sekjen PBB menyiapkan visi agenda pembangunan pasca 2015. Di bawah kepemimpinan Tiga Ketua Bersama (Presiden RI, Presiden Liberia dan Perdana Menteri Inggris), selama hampir satu tahun Panel telah melakukan diskusi dan konsultasi yang luas dalam menyiapkan Laporan Panel tersebut.
Ia menyebutkan, pembahasan substansi agenda pembangunan pasca 2015 selama hampir satu tahun, Indonesia telah memberikan warna terhadap substansi agenda tersebut, khususnya terkait konsepsi sustainable development dan sustainable growth with equity. Sebagai negara yang rentan terhadap bencana alam, Indonesia juga telah menyuarakan pentingnya individual and national resilience dalam konteks sustainable development. (flo/jpnn)
Kunjungan kerja pertama delegasi Indonesia menuju ke Stockholm, Swedia. Selanjutnya, Presiden menghadiri Panel Tingkat Tinggi PBB Mengenai Agenda Pembangunan Pasca 2015 (UN High-Level Panel of Eminent Persons on the Post-2015 Development Agenda), yang akan mengadakan pertemuan ke-5 di Markas Besar PBB di New York pada 29 – 30 Mei 2013, di New York, Amerika Serikat.
Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah mengemukan, kunjungan ke Swedia pada 27 – 28 Mei 2013, dilakukan untuk memenuhi undangan Raja Swedia Carl XVI Gustaf.
“Undangan tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt, dalam kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada November 2012,” kata Faizasyah.
Selama di Swedia, Presiden Yudhoyono akan melakukan kunjungan kehormatan kepada Raja Gustaf, dan melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Reinfeldt serta Kepala Parlemen Swedia Per Westerberg.
Dalam kesempatan ini, akan dibahas isu-isu yang menjadi kepentingan bersama Indonesia dan Swedia, utamanya di bidang ekonomi, lingkungan hidup, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, riset, dan teknologi. Selain itu, sejumlah Nota Kesepahaman kerja sama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi, dan kesehatan juga akan ditandatangani.
Untuk mendorong peningkatan investasi Swedia di Indonesia, menurut Faizasyah, Presiden Yudhoyono direncanakan akan bertemu dengan pemimpin perusahaan-perusahaan terkemuka Swedia, antara lain dengan CEO Business Sweden, CEO IKEA, dan pemimpin perusahaan Investor AB.
“Melalui peningkatan investasi, diharapkan kerjasama ekonomi kedua negara yang sudah kuat akan semakin meningkat. Dewasa ini tercatat nilai perdagangan antara Indonesia dan Swedia tumbuh dengan baik, meningkat dari 1,05 miliar dollar AS pada 2011 menjadi 1,46 miliar dollar AS pada 2012,” sambungnya.
Ia meyakini, kunjungan Presiden SBY ke Swedia akan semakin memperkuat interaksi hubungan Indonesia - Swedia.
Sementara itu, pertemuan ke-5 Panel Tingkat Tinggi, menurut Faizasyah, akan dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku salah satu Ketua Bersama (Co-Chairs) Panel. Agenda utama dari pertemuan ke-5 Panel tersebut adalah pengesahan Laporan Panel. Setelah disahkan, Laporan tersebut selanjutnya akan diserahkan oleh Presiden Yudhoyono atas nama Ketua Bersama dan Anggota Panel kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon.
“Presiden Yudhoyono juga akan menyampaikan briefing kepada para anggota PBB di forum Majelis Umum PBB terkait Laporan Panel tersebut. Sebagai langkah selanjutnya, Sekjen PBB akan mensirkulasikan Laporan Panel tersebut kepada seluruh anggota PBB untuk dibahas melalui inter-governmental process di Sidang Majelis Umum PBB ke-68 (2013 – 2014),” kata Faizasyah.
Menurut Faizasyah, dengan disahkannya Laporan Panel tersebut, Panel Tingkat Tinggi telah memenuhi mandatnya dalam membantu Sekjen PBB menyiapkan visi agenda pembangunan pasca 2015. Di bawah kepemimpinan Tiga Ketua Bersama (Presiden RI, Presiden Liberia dan Perdana Menteri Inggris), selama hampir satu tahun Panel telah melakukan diskusi dan konsultasi yang luas dalam menyiapkan Laporan Panel tersebut.
Ia menyebutkan, pembahasan substansi agenda pembangunan pasca 2015 selama hampir satu tahun, Indonesia telah memberikan warna terhadap substansi agenda tersebut, khususnya terkait konsepsi sustainable development dan sustainable growth with equity. Sebagai negara yang rentan terhadap bencana alam, Indonesia juga telah menyuarakan pentingnya individual and national resilience dalam konteks sustainable development. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Pantau Tersangka Korupsi di Daerah
Redaktur : Tim Redaksi