Presiden SBY Undang 150 Konglomerat ke Cikeas

Minggu, 12 Oktober 2008 – 10:10 WIB
Salah seorang petugas memeriksa kondisi kendaraan yang akan diekspor di Terminal Mobil Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada akhir pekan lalu. Para pengusaha meminta pemerintah serius dalam upaya peningkatan ekspor untuk menanggulangi krisis. Foto : Mustafa Ramli/Jawa Pos
JAKARTA - Hari ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengundang 150 konglomerat ke kediamannya di Cikeas, Bogor, Jawa BaratPresiden SBY bakal meminta rekomendasi para pengusaha besar untuk mengatasi persoalan ekonomi akibat krisis global.

''Rencananya, pertemuan di Cikeas jam dua siang (14.00 WIB)

BACA JUGA: Rupiah Lemah, Perbankan Masih Aman

Sekarang ganti kami sebagai pelaku ekonomi di sektor riil, karena pertemuan antara Kadin bersama menteri-menteri sudah pada 6-7 Oktober," ujar bos Maspion Group Alim Markus kemarin
Dia beserta para pengusaha Jawa Timur berjanji bertemu di Hotel Mulia, Jakarta, pukul 12.00, kemudian berangkat bersama menuju Cikeas.

Menurut dia, 150 pengusaha nasional itu terdiri atas 80 orang dari Surabaya, 20 pengusaha Bandung, dan 50 pengusaha Jakarta

BACA JUGA: Pembukaan BEI Makin Tak Pasti

Dalam pertemuan itu, Presiden SBY ingin meminta pendapat tentang langkah yang harus dilakukan supaya krisis global tidak berdampak luas ke tanah air.

''Kami mengajukan tiga rekomendasi
Yakni, menstabilkan kurs rupiah, menggerakkan sektor riil, dan meningkatkan ekspor,'' ungkapnya

BACA JUGA: Daihatsu Targetkan Jual 75 Ribu Unit

Ada beberapa syarat yang mesti dilakukan untuk merealisasikan tiga rekomendasi itu.

Pertama, Bank Indonesia (BI) diminta menjaga likuiditas dan stabilitas rupiahKedua, jaminan simpanan di perbankan harus dinaikkan dari Rp 100 juta menjadi Rp 1 miliar''Itu supaya dana masyarakat disimpan di bank, tidak dibelikan dolar,'' kata ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Timur itu.

Ketiga, eksporter minyak sawit (crude palm oil/CPO) dan batu bara yang selama ini tidak menggunakan L/C (letter of credit) diharapkan mendapat pengurangan pungutan ekspor (PE) jika mau memakai L/CKeempat, giro wajib minimum (GWM) bisa diturunkan dari posisi delapan persen saat ini''Untuk bank umum seharusnya lima persen dan bank BUMN dua persenSupaya cost of fund rendah,'' tambahnya.

Kelima, pemerintah mau meningkatkan pembangunan infrastruktur supaya pertumbuhan ekonomi tetap di atas enam persenKeenam, pemerintah harus berani menurunkan harga BBM bersubsidi hingga lima persen, karena harga minyak dunia sudah turun 40 persen dari sebelumnyaKetujuh, orang asing boleh membeli properti di IndonesiaKedelapan, harus dibangun kawasan industri khusus yang berorientasi ekspor''Ini untuk menggenjot ekspor karena akibat krisis Amerika kan pasti ada penurunan,'' ujarnya.

Beberapa konglomerat yang bakal menghadiri pertemuan itu, antara lain, Anthony Salim mewakili Grup Salim, James Riady dari Grup Lippo, Hary Tanoesoedibjo dari Grup MNC, dan Tomy Winata dari Grup Artha Graha.

Bos Grup Gemala yang juga Ketua Umum Apindo Sofjan Wanandi membenarkan adanya undangan ke CikeasTapi, dia mengaku tidak bisa hadirSedangkan bos Grup Berca Murdaya Poo mengaku tidak diundang SBY''Mungkin teman-teman yang lain,'' ungkapnya.

Pengusaha muda Sandiaga SUno mengaku mengetahui acara di Cikeas tersebutTapi, dirinya tidak hadir karena sudah diundang sebelumnyaDia menilai pertemuan dengan pelaku usaha sebagai langkah positif untuk memastikan kekuatan sektor riil dalam menghadapi krisis finansial global.

''Itu akan membentuk kesamaan visi antarpengusaha untuk menghadapi perlambatanSebab, pasti ada slowdown,'' kata mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda (Hipmi) itu.

Orang terkaya ke-63 di Indonesia versi majalah Globe Asia itu mengatakan, sebenarnya krisis finansial di AS hanya berpengaruh pada pasar modal''Pasar modal kan porsinya hanya satu persen dari perekonomian nasional,'' tuturnyaKarena itu, pemerintah mestinya fokus pada penyelesaian masalah di sektor finansial''Tapi, sektor riil harus diberi insentif, karena turunannya sampai juga ke pengusaha,'' imbuhnya.

Optimalkan Domestik

Di tempat terpisah, Wapres Jusuf Kalla kembali minta agar masyarakat tidak takut berlebihan menghadapi krisis keuangan globalSebab, dampaknya dinilai tidak terlalu besar bagi perekonomian nasionalMenurut dia, untuk mengantisipasi krisis, Indonesia hanya perlu mengoptimalkan produksi nasional.

''Ekspor Indonesia mayoritas berupa komoditas dan hasil tambangJadi, tidak ada yang perlu dikurangi karena kebutuhannya masih tergolong tinggi,'' kata Wapres ketika membuka forum Silaturahmi Saudagar Minang (SSM) 2008 di Padang kemarin (11/10).

Berbeda dengan Tiongkok yang mengekspor produk manufaktur, seperti mainan anak-anak, mesin industri, dan sebagainya, krisis global berdampak lebih besarKata Kalla, yang perlu dijaga adalah kegiatan ekonomi di pasar-pasar tradisionalSelama pasar tradisional tetap hidup dan berjalan normal, krisis global tidak terlalu besar dampaknya terhadap perekonomian nasional.

Selain itu, lanjut dia, jumlah pemain di pasar modal Indonesia tidaklah terlalu banyakMeski indeks saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) terjun bebas, dampaknya tidak langsungItu berbeda dengan Amerika, Singapura, atau negara-negara di EropaKapitalisasi bursa di AS mencapai 1,5 kali produk domestik bruto (GDP)''Ini karena semua warga AS bermain saham.''(wir/eri/iw/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... K-Touch Luncurkan C 800


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler