Presiden Sorot 5 Daerah dengan Tingkat Inflasi Tertinggi, Tolong Dibereskan!

Kamis, 18 Agustus 2022 – 16:11 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti tingginya tingkat inflasi di lima wilayah di Indonesia. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti tingginya tingkat inflasi di lima wilayah di Indonesia.

Presiden pun meminta kepala daerah mencermati penyeba inflasi tersebut dan mencarikan solusi agar turun hingga ke level lima persen.

BACA JUGA: PKS Pesimistis Target Inflasi Tercapai, Ini Sebabnya

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2022 di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.

Adapun lima provinsi dengan tingkat inflasi tertinggi yakni Jambi berada di 8,55 persen, Sumatra Barat 8,01 persen, Bangka Belitung 7,77 persen, Riau 7,04 persen, dan Aceh 6,97 persen.

BACA JUGA: Jokowi Sebut Inflasi Indonesia Terjaga, Tetapi Subsidi Membebani

"Tolong ini dilihat secara detil yang menyebabkan ini apa, agar bisa selesaikan bersama dan bisa turun lagi di bawah lima persen, syukur bisa di bawah tiga persen," kata Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.

Presiden Jokowi juga memerintahkan agar kepala daerah tingkat kota hingga provinsi dapat mencermati penyebab inflasi di wilayahnya.

BACA JUGA: Harga Tiket Pesawat Melambung Tinggi, Pak Jokowi Langsung Bereaksi

Kepala daerah harus bekerja sama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) untuk selalu mencari tahu komoditas pangan yang menyebabkan inflasi.

Dia berharap dengan koordinasi itu komoditas yang berlimpah di satu daerah dapat didistribusikan ke daerah yang sedang mengalami kenaikan harga.

"Saya meyakini kalau kerja sama yang tadi saya sampaikan, provinsi, kabupaten, kota, TPIP, TPID, semuanya bekerja, rampung, selesai, untuk mengembalikan lagi ke angka di bawah tiga, selesai, wong kita barangnya juga ada kok," kata Presiden Jokowi.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan inflasi pada Juli 2022 telah mencapai 4,94 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau masih lebih rendah dari negara lain, tetapi melebihi dari batas atas sasaran tiga persen plus minus satu persen.

Menurutnya, tingginya inflasi terjadi pada kelompok pangan bergejolak mencapai 11,47 persen (yoy), yang seharusnya tidak lebih dari lima persen atau maksimal enam persen.

Di sisi lain tingkat inflasi Indonesia masih lebih terjaga dibandingkan negara-negara lain, seperti Amerika Serikat yang mencapai 8,5 persen, Uni Eropa sebesar 8,9 persen, bahkan Turki sudah mencapai 79,6 persen. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
inflasi   Presiden   Jokowi   BI   Presiden Jokowi  

Terpopuler