JAKARTA - Setelah kegiatan Panel Tingkat Tinggi PBB, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Kamis (30/5) malam waktu setempat atau Jumat (31/5) pagi WIB, menerima penghargaan World Statesman Award 2013 dari Appeal of Conscience Foundation (ACF) di Garden Foyer, Hotel The Pierre, New York, Amerika Serikat.
Dalam sambutannya Presiden SBY mengucapkan terima kasih atas penghargaan tersebut dan mengatakan, bahwa penghargaan ini pada hakekatnya merupakan penghargaan bagi rakyat Indonesia yang telah bekerja keras untuk mendorong dan menciptakan perdamaian dan kondisi bangsa yang baik.
Ia berharap semoga penghargaan itu menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk melanjutkan upaya kita mempromosikan kemanusiaan dan kebaikan bagi semua pihak.
“Semoga kerja keras dan ketetapan hati bangsa Indonesia semakin memperkuat upaya pencapaian impian para pendiri bangsa yaitu terciptanya masyarakat yang harmonis disatukan oleh kedamaian dan kesejahteraan," ujar Presiden SBY dalam pidatonya
Sementara itu, Pemimpin Appeal of Conscience Foundation (ACF) Rabbi Arthur Schneier, mengemukakan penganugerahan penghargaan World Statesman Award 2013 kepada Presiden adalah pengakuan atas prestasinya dalam upaya internasional untuk memelihara perdamaian bersama dan adalah dorongan untuk meningkatkan hak asasi manusia, kebebasan beragama, dan kerja sama antar agama.
"Kami menganugerahkan World Statesman Award 2013 kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden dari negara berpenduduk muslim terbesar di dunia yang dipilih secara langsung, yang diakui atas upayanya mengejar perdamaian dan membantu Indonesia berkembang menjadi masyarakat demokratis, dan melawan ekstrimisme," kata Rabbi Arthur Schneier.
Sebelum ini penghargaan serupa telah diberikan ACF kepada PM Kanada Stephen Harper, PM India Manmohan Singh, Presiden Perancis Nicholas Sarkozy, PM Jerman Angela Merkel, Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak, dan Presiden Mikhail Gorbachev.
Hadir dalam acara pemberian penghargaan tersebut antara lain Ibu Negara Ani Yudhoyono, mantan Menlu Amerika Serikat Henry Kissinger, Menlu Marty Natalegawa, Dubes RI di AS Dino Patti Djalal, Ketua Komunitas Muslim New York Imam Shamsi Ali, Archbishop Khajag Barsamian, dan Rev Fred Anderson. (flo/jpnn)
Dalam sambutannya Presiden SBY mengucapkan terima kasih atas penghargaan tersebut dan mengatakan, bahwa penghargaan ini pada hakekatnya merupakan penghargaan bagi rakyat Indonesia yang telah bekerja keras untuk mendorong dan menciptakan perdamaian dan kondisi bangsa yang baik.
Ia berharap semoga penghargaan itu menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk melanjutkan upaya kita mempromosikan kemanusiaan dan kebaikan bagi semua pihak.
“Semoga kerja keras dan ketetapan hati bangsa Indonesia semakin memperkuat upaya pencapaian impian para pendiri bangsa yaitu terciptanya masyarakat yang harmonis disatukan oleh kedamaian dan kesejahteraan," ujar Presiden SBY dalam pidatonya
Sementara itu, Pemimpin Appeal of Conscience Foundation (ACF) Rabbi Arthur Schneier, mengemukakan penganugerahan penghargaan World Statesman Award 2013 kepada Presiden adalah pengakuan atas prestasinya dalam upaya internasional untuk memelihara perdamaian bersama dan adalah dorongan untuk meningkatkan hak asasi manusia, kebebasan beragama, dan kerja sama antar agama.
"Kami menganugerahkan World Statesman Award 2013 kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden dari negara berpenduduk muslim terbesar di dunia yang dipilih secara langsung, yang diakui atas upayanya mengejar perdamaian dan membantu Indonesia berkembang menjadi masyarakat demokratis, dan melawan ekstrimisme," kata Rabbi Arthur Schneier.
Sebelum ini penghargaan serupa telah diberikan ACF kepada PM Kanada Stephen Harper, PM India Manmohan Singh, Presiden Perancis Nicholas Sarkozy, PM Jerman Angela Merkel, Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak, dan Presiden Mikhail Gorbachev.
Hadir dalam acara pemberian penghargaan tersebut antara lain Ibu Negara Ani Yudhoyono, mantan Menlu Amerika Serikat Henry Kissinger, Menlu Marty Natalegawa, Dubes RI di AS Dino Patti Djalal, Ketua Komunitas Muslim New York Imam Shamsi Ali, Archbishop Khajag Barsamian, dan Rev Fred Anderson. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jadikan Indonesia Kiblat Fesyen Muslim
Redaktur : Tim Redaksi