jpnn.com, KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy membantah diancam Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat keduanya berbincang lewat sambungan telepon pada Juli lalu. Dia juga mengaku tidak diancam saat bertemu langsung dengan Trump pada September.
Seperti diketahui, Parlemen AS tengah melakukan penyelidikan yang bertujuan memakzulkan Trump. Penyelidikan itu fokus pada dugaan bahwa Trump menggunakan bantuan AS untuk menekan Zelenskiy agar menyelidiki Joe Biden, mantan wakil presiden yang juga salah satu bakal calon presiden dari Partai Demokrat untuk pemilihan umum 2020.
BACA JUGA: Anak Buah Trump dan Petinggi Taliban Gelar Pertemuan Tertutup di Pakistan
Trump sempat melontarkan tuduhan tanpa bukti bahwa Biden terlibat dalam sejumlah kesepakatan terselubung dengan Ukraina. Pasalnya, putra Biden, Hunter, merupakan salah satu anggota dewan direksi perusahaan gas Ukraina, Burisma.
Berbicara di depan awak media, Kamis (10/10), Zelenskiy mengaku menelpon Trump karena ingin membahas pertemuan lanjutan dirinya dengan presiden AS itu. Ketika itu, dia meminta Gedung Putih untuk mengubah narasi yang dibuat AS terhadap Ukraina.
BACA JUGA: Jurus Terbaru Donald Trump untuk Mengusir Imigran Miskin
"Tidak ada ancaman apa pun. Itu bukan topik perbincangan kami," kata Zelenskiy.
Zelenskiy menyebut tak ada syarat apa pun yang diajukan Trump sebelum keduanya bertemu, termasuk di antaranya permintaan dari presiden AS untuk menyelidiki kegiatan Hunter di Burisma.
BACA JUGA: Donald Trump Ngotot Menolak Berbisnis dengan Huawei
Gedung Putih belum lama ini menyiarkan rangkuman perbincangan Zelenskiy dan Trump pada September. Saat ditanya mengenai kecocokan rangkuman yang dibuat AS dengan Ukraina, Presiden Zelenskiy mengaku belum membacanya. "Tetapi saya pikir, dokumen dua pihak seluruhnya sama," ujar dia. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil