Prestasi Oke, Penyelenggaraan Memble

SEA Games Berakhir, Banyak Catatan Merah Tuan Rumah

Rabu, 23 November 2011 – 07:19 WIB
Agnes Monica saat penutupan SEA Games di Jakabaring Palembang, 22/11/11. Foto: Farid Fandi/Jawa Pos

PALEMBANG - Tuntas sudah ingar binger perhelatan SEA Games XXVISebagai tuan rumah, Indonesia sukses menjadi juara umum setelah mengumpulkan total 182 medali emas, 151 perak, dan 142 perunggu

BACA JUGA: Matangkan Tim Dulu, Baru Launching

Raihan tersebut jauh meninggalkan rival terdekat, Thailand yang berada di posisi dua dengan 109 emas, 100 perak, dan 120 perunggu.

Pesta penutupan digelar meriah di Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang tadi malam
Wakil Presiden Boediono, menutup pesta olahraga bangsa-bangsa Asia Tenggara yang berlangsung sejak 11 November lalu itu

BACA JUGA: Timnas U-23 Perpisahan di Rumah Arifin Panigoro

Berbagai atraksi kesenian juga ditampilkan dalam acara tersebut
Mulai dari tampilnya beberapa artis ibu kota hingga tari-tarian tradisional.

Dari segi prestasi, Indonesia boleh menepuk dada

BACA JUGA: Pesta Telah Usai...

Sebab, selain keluar sebagai juara umum, banyak atlet Merah Putih yang berhasil memecahkan rekor

Sebut saja Yessy Yosaputra yang membuat Aquatic Stadium Palembang bergemuruh setelah berhasil meruntuhkan rekor renang nomor 200 meter gaya punggung putrid yang telah bertahan selama 18 tahunRekor lama dipegang Akkiko Thomson asal Filipina yang diciptakan pada SEA Games Singapura tahun 1993Yessy Yosaputra finish dengan best time,?2 menit 15,73 detik atau lebih cepat dari rekor lama 2 menit 16,76 detik.

Juga atlet angkat besi Triyanto yang turun di nomor 69 kgPeraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008 ini memecahkan rekor pada angkatan clean and jerk dengan total angkatan 181 kgRekor lama atas nama lifter Thailand, Hansawong yang dibuat pada SEA Games XXV Laos, dengan total angkatan 180 kg.

Gelar juara umum ini mengembalikan kejayaan Indonesia di ajang pesta olahraga dua tahunan tersebutSebab, Indonesia yang sebelumnya selalu mendominasi perhelatan ini, sejak SEA Games XX tahun 1999, sudah tidak pernah lagi merasakan manisnya gelar juara umumDi SEA Games Laos dua tahun lalu, Merah Putih hanya finish di peringkat ketiga dengan 43 ?emas, 53 perak, dan 74 perunggu

Tapi, catatan khusus harus diberikan kepada kontingen IndonesiaMeski keluar sebagai juara umum, namun, raihan tersebut banyak disumbang dari cabang-cabang non-olimpiadeSebut saja sepatu roda yang berhasil menyapu bersih medali emas yang disediakanSedangkan cabang-cabang olimpiade, Negara-negara lain masih berjaya

Menyadari hal itu,Ketua Umum KONI Rita Subowo, berjanji akan terus menggalakkan pembinaan cabang olahraga yang dipertandingkan di olimpiade, setelah SEA Games ini"Raihan maksimal kontingen Indonesia di SEA Games kali ini cukup luar biasaTentunya, dengan hasil ini kami harus bisa berbuat lebih di Olimpiade mendatang," katanya.

Bila dari segi prestasi dianggap sukses, bagaimana dengan Indonesia sebagai penyelenggaraUntuk yang satu ini, banyak catatan merah yang mesti dievaluasi pemerintah, KONI, maupun pihak Inasoc.

Hal ini tercermin dari banyaknya peserta yang mengeluh dengan kondisi kompleks Jakabring Sport City (JSC), pusat pelaksanaan SEA Games di PalembangBahkan, ada juga kontingen yang meninggalkan wisma atlet dan berpindah ke hotel, karena fasilitas yang buruk.

"Saya tidak merasa ada yang istimewa dengan pelaksanaan SEA Games kali iniIndonesia seperti terlalu terburu-buru menyediakan venue olahragaItu membuat banyak yang tidak bisa berfungsi maksimal," keluh M, Redha, atlet panjat tebing asal Malaysia

Redha juga mengeluhkan transportasi di JSC yang sangat terbatasHal itu membuat dia harus berjalan delapan kilo meter untuk menunaikan salat Jumat"Mau bagaimana lagi, di sini tidak disediakan mesjid bagi solatPadahal, ada ribuan atlet yang beragama Islam di sini," lanjut dia

Kritikan juga datang dari Mario Flores Junior, salah seorang manager kontingen FilipinaMenurutnya, penyelenggaraan SEA Games di Palembang masih banyak cacatnya"Kalian bisa lihat sendiri, banyak fasilitas yang tidak bisa digunakan dengan maksimalKalau memang di sini belum siap, mengapa tidak dilaksanakan saja di Jakarta," tutur pria 42 tahun itu.

Bagaimana dengan venue-venue di Jakarta? Di ibu kota, kondisinya jauh lebih baik ketimbang di PalembangSebab, sebagaian besar venue yang digunakan untuk pertandingan, sudah tersedia dan tidak perlu melakukan pembangunan lagi seperti di PalembangKalaupun ada pembangunan baru, itu hanya terjadi pada venue BMX di Ancol dan Dayung di Cipule, Karawang, Jabar.

Berbagai kelemahan tersebut diakui Plt Sesmenpora Djoko Pekik Irianto yang sempat mengikuti Menpora Andi Mallarangeng memantau seluruh venue selama pertandingan berlangsung"Secara umum sudah bagusTapi, ada sisi lain yang tidak begitu penting memang masih kurang sempurna," katanya tadi malam (22/11).

Djoko memberi catatan khusus terhadap LO (liaison officer)Menurutnya, selama penyelenggaraan SEA Games, kerja LO masih jauh dari kata cukupDia membandingkan dengan penyelenggaraan di Negara lain, di mana hampir di setiap sudut venue selalu terdapat panpel atau LO yang siap memberikan petunjuk dan siap dimintai tolong.

"Saya lihat memang kurang kalau untuk LOMereka belum bekerja sesuai posnya dan lebih sering menggerombolJadi ini kurang efektif," tuturnya.

Selain itu, Djoko juga mengakui bahwa pelayanan kepada media sangat kurangSelain fasilitas teknis, masalah non teknis seperti konsumsi bagi awak media juga tak memadaiDia melihat ini terjadi karena koordinasi yang kurang di internal panpel meski sudah diperingatkan berkali-kali.

Sementara, untuk evaluasi keseluruhan, pihaknya masih menunggu evaluasi yang akan dilakukan lini per lini oleh InasocSetelah itu, pihaknya baru mendapatkan laporanSetelah semuanya lengkap, baru pihaknya akan melakukan evaluasi

Ketua Panpel Lokal DKI Jakarta Ratiyono mengakuai bahwa penyelenggaraan pertandingan outdoor memang mengalami sedikit kendala karena hujanDi antaranya ialah saat pertandingan balap sepeda nomor track di Velodrome Rawamangun atau MTB di Gunung Pancar, Bogor

"Itu memang kendala tersendiri karena bergantung dengan cuacaNamun kalaupun ditunda, hanya beberapa jam dan tidak menggangu kualitas pertandingan," terang Ratiyono setelah closing ceremony di Monas, tadi malam

Selain masalah cuaca, beberapa kendala pelik sempat terjadi di beberapa caborDi antaranya ialah cabor judo yang terkendala dengan kualitas dan kuantitas makananPerusahaan katering yang ditunjuk Inasoc DKI Jakarta ternyata tak menjalankan tugasnya dengan baikBuktinya, sering terjadi kekurangan makanan untuk atletBahkan, yang paling parah, beberapa judoka Thailand terpaksa makan dengan kerupuk karena stok makanan sudah habisSebelum Inasoc DKI Jakarta turun tangan, pihak katering juga hanya memberikan ransum yang terdiri atas satu tusuk sate telur puyuh yang isinya tiga, sepotong mendoan, serta sepotong daging kecil

Sementara itu, acara penutupan SEA Games tadi malam hanya berlangsung meriah dari gemerlapnya lampu dan kembang apiSebab, banyak atlet dan oficiel dari berbagai negara telah meninggalkan Indonesia sebelum closing ceremony dilakukanKondisi itu membuat Gelora Sriwijaya sebagai tempat penutupan terlihat longgar.

Selain itu, banyak masyarakat Palembang yang mengeluh tentang mahalnya harga tiket closing ceremony"Tiketnya sangat mahalUntuk kelas ekonomi saja dijual Rp 200 ribuItu sangat mahal," keluh Ahmad Rajip, 21, salah seorang penonton

Pada acara penutupan tadi malam juga diserahkan bendera SEA Games dari Gubernur Sumatera Selatan Alex Noordin kepada ketua kontingen MyanmarNegara tersebut akan menjadi tuan rumah SEA Games XXVII tahun 2013(dik/aam/ru/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Guardiola tak Didampingi Asisten


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler