jpnn.com - KANDANGAN - Khairudin Saukani (47), yang menjadi tersangka pembunuh Maria Ulfah (34), warga Perumnas Hamalau Kecamatan Sungai Raya pada hari Minggu (21/12) yang lalu menjalani proses reka ulang, Senin (12/1).
Saat keluar dari mobil yang ditumpanginya, Khairudin hanya mengenakan kaos oblong berwarna putih dengan celana pendek selutut. Sedangkan kepalanya tertutup topi berwarna krem.
BACA JUGA: TKW Ini Ngaku Duitnya Rp98 Juta Diembat Calo
Sosok tubuhnya terlihat agak kurus dari biasanya, raut wajahnya terlihat pucat tak bersemangat, dengan pandangan mata selalu tertunduk ke tanah dan hanya sesekali menatap ke orang yang mengajaknya bicara.
Sorot matanya terkesan kosong tak bergairah, sesekali menggigit bibir untuk menepis perasaan galau di hatinya.
BACA JUGA: Isran Noor: Usul Otsus Kaltim Bukan Tindakan Ilegal
Ketika melihat sejumlah wartawan, Khairudin Saukani mengembangkan senyum kecil yang dipaksakan dari bibirnya, sambil mengangkat telunjuknya ke arah wartawan. Setelah dekat dengan wartawan, Khairudin menyalami satu persatu wartawan dengan mengucapkan permintaan maaf.
Kapolsek Kandangan Iptu Ghandi yang dihubungi Radar Banjarmasin (Grup JPNN.com) mengatakan, reka ulang yang dilaksanakan adalah untuk memastikan bagaimana cara tersangka menghabisi korban.
BACA JUGA: Minta Pemkab Turun Tangan Atasi Sekolah Tanpa Listrik
Sebelum reka ulang dilakukan, pihak kepolisian terlebih dahulu menghimpun berbagai informasi dari saksi ahli, dan saksi-saksi lainnya. Tidak itu saja, reka ulang yang dilaksanakan adalah hasil pengakuan dari tersangka.
Untuk memastikannya maka dilakukan berbagai adegan, sesuai dengan kejadian yang dilakukan. Sehingga keterangan yang sudah diberikan tersangka bisa lebih kuat.
Usai reka ulang, Khairudin Saukani yang ditemui sejumlah wartawan mengatakan, bahwa apa yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan besar. Malam itu dirinya benar-benar khilaf.
Ketika diminta menceritakan kronologis kejadian terkait dengan pembunuhan terhadap Maria Ulfah (34), Khairudin hanya diam dan menatap wartawan satu persatu.
“Saya tidak sanggup menceritakannya, karena rasa bersalah yang sangat besar,” ujarnya tertunduk.
Sebelum melanjutkan pembicaraanya, Khairudin terisak menangis sambil meminta kepada wartawan untuk menyampaikan permintaan maafnya kepada suami dan keluarga besar almarhum Maria Ulfah.
Selain itu, permintaan maaf juga ditujukan kepada pemerintah daerah dan keluarga besar guru, karena perbuatanya sudah mencoreng nama baik guru, khususnya guru bimbingan konseling.(rif/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setiap Bulan 11 Nyawa Melayang di Jalanan Batam
Redaktur : Tim Redaksi