Seorang pedayung berusia 53 tahun asal Australia, Stuart Cleary, akan mencoba memecahkan rekor dunia mendayung sendirian dan tanpa bantuan dari Australia ke Selandia Baru.
Stuart Cleary asal Gold Coast, Queensland, ini hari Minggu (7/12/2014) sudah meninggalkan kota Ballina di New South Wales, dan diharapkan akan tiba di Pulau Utara Selandia Baru 60 hari mendatang.
BACA JUGA: Hati-Hati, Lepuhan di Kulit Wajah Bisa Sebabkan Kematian Bayi
Sejauh ini sudah ada enam orang yang melakukan 12 kali usaha guna mengarungi Laut Tasman yang memisahkan antara Australia dan Selandia Baru.
BACA JUGA: Tak Rawat Pasien, Rumah Sakit Ini Bayar Ganti Rugi 800 Ribu Dolar
Awal tahun ini, seorang pria asal Selandia Baru harus diselamatkan lewat udara, hanya beberapa kilometer sebelum mencapai finish untuk menjadi pendayung kayak pertama yang menyeberangi Laut Tasman.
"Saya sedikit nervous dan juga senang. Saya sudah menjalani latihan sekian lama, dan sekarang waktunya untuk membuktikannya," kata Cleary.
BACA JUGA: Semangat dan Pelajaran Hidup Dibalik Penjara Remaja Australia
Cleary, ayah dari dua anak dan sebelumnya pernah menjadi penyelam di laut dalam tersebut, sudah menghabiskan waktu selama empat tahun guna mempersiapkan diri.
"Saya mulai tertarik melakukan hal ini beberapa tahun lalu, ketika saya melihat cerita Andrew McAuley," katanya.
Andrew McAuley adalah seorang petualang yang berusaha menyeberangi Laut Tasman ini menggunakan kayak yang dimodifikasi di tahun 2007.
Dia kemudian dinyatakan hilang setelah mendekati Selandia Baru.
"Saya melihat peralatan yang dipunyainya, jarak yang sudah dicapainya menggunakan peralatan tersebut, dan saya berpikir bila dia memiliki peralatan yang benar, pasti dia akan berhasil," tambah Cleary.
Cleary menyadari bahwa ini adalah petulangan yang bisa membahayakan orang lain bila dia harus diselamatkan di tengah laut.
"Saya tidak ingin menempatkan siapapun dalam posisi tersebut. Semua itu mungkin terjadi," katanya.
Usaha Cleary untuk menyeberangi Laut Tasman ini akan menggunakan kayak buatan sendiri yang beratnya mencapai satu ton bila diisi dengan peralatan.
Di dalamnya ada kabin untuk tidur, dan peralatan satelit sehingga para pendukungnya bisa memantau perkembangan.
Cleary akan memiliki persediaan makanan untuk 75 hari, dan akan menggunakan alat desalinator untuk mengubah air laut menjadi air minum.
Istri Cleary, Nici, dan kedua anaknya akan berada di Selandia Baru menyambut kedatangan Cleary bila dia berhasil menempuh perjalanan seorang diri tersebut.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelaku Pelecehan Seksual Anak Gunakan Sosial Media Jerat Korban