Polisi di Australia telah menahan seorang pria asal Afrika yang berpura-pura menjadi tentara Amerika Serikat untuk merayu dan menipu seorang wanita sehingga korbannya mengalami kerugian hampir $AUD 400 ribu (sekitar Rp 4 miliar). Penipuan Mengaku Tentara AS
BACA JUGA: Banyak Lulusan Australia Mengaku Pekerjaan Mereka Tak Sesui Ilmu yang Dipelajari
Polisi di Queensland mengatakan perempuan berusia 34 tahun tersebut mulai menjalani hubungan romantis online dengan pria penipu setelah berkenalan lewat media sosial bulan Oktober 2018.
Menurut keterangan, dalam perkenalan tersebut, si korban diyakinkan bahwa pria tersebut adalah seorang tentara Amerika Serikat, dan mengirimkan uang sebesar $AUD 200 ribu lewat jasa pengiriman uang online.
BACA JUGA: Aplikasi LASAPI Buatan Alumni Australia Ini Bantu Peternak di Sulawesi Selatan
Polisi mengatakan pria tersebut kemudian mendatangi rumah si perempuan untuk mengambil dana $AUD 105 ribu lagi.
Dia kemudian menjadi curiga, dan melaporkan masalahnya ke polisi setelah menceritakan kejadiannya kepada seorang teman.
BACA JUGA: Permohonan Suaka Remaja Saudi Ke Australia Belum Bisa Diputuskan
Detektif dari Tim Khusus Penanganan Tindak Kejahatan Siber hari Kamis (10/1/2019) menahan seorang pria berusia 32 tahun ketika si penipu berusaha merayu korbannya untuk menyerahkan lebih banyak uang lagi.
Menurut polisi, si penipu menggunakan alasan yang 'canggih' untuk menyatakan dirinya memiliki hubungan dengan militer Amerika Serikat.
"Ada cerita yang bertalian dengan militer Amerika Serikat dengan meninggalnya salah seorang anggota keluarga terdekat." kata Inspektuf Detektif Vince Byrnes dari Satuan Kejahatan Keuangan dan Siber.
"Saya bisa mengatakan korban adalah seorang perempuan muda yang berpendidikan baik yang menjalani hubungan berdasarkan keterangan apa yang didapatnya."Kasus yang merisaukan Photo: Detective Inspector Vince Byrnes menjelaskan kepada media mengenai penipuan berkedok tentara AS. (ABC News: Tim Swanston)
Detektif Byrnes mengatakan ketika si penipu datang menemui korbannya untuk mengambil uang, dia berpura-pura mengatakan dia adalah agen bagi tentara AS tersebut.
Polisi mengatakan modus dimana pelaku datang langsung mengambil uang merupakan hal yang 'merisaukan.'
"Bukan hal yang biasa di Australia maupun di tempat lain di dunia ini seorang pelaku yang terlibat dalam penipuan datang langsung untuk mengambil uang." katanya.
Detektif Byrnes belum bisa mengatakan apakah korban perempuan itu akan bisa mendapatkan uangnya kembali dan polisi sedang menyelidiki apakah si penipu juga melakukan hal yang sama kepada orang lain.
Polisi kembali mengingatkan kepada warga untuk berhat-hati ketika membina hubungan lewat online.
"Ada yang beralasan kamera tidak berfungsi di HP, sehingga tidak bisa Skype atau tidak bisa bertemu langsung, ini bentuk-bentuk alasan bagi penipu untuk melindungi identitas mereka." kata Brynes. Video: Queensland Police arrested a man accused of posing as a US soldier in order to groom a woman (ABC News)
Polisi juga mengatakan bahwa bentuk penipuan menggunakan nama dan modus sebagai tentara Amerika Serikat sudah berlangsung lama, dan banyak digunakan dimana-mana.
"Pusat Komando Penyelidikan Kriminal Tentara AS setiap bulan menerima ratusan laporan bahwa mereka terlibat dalam hubungan online dengan seseorang yang mengaku sebagai tentara AS." kata Detektif Terry Lawrence.
"Biasanya hubungan dengan korban itu hanya berlangsung online, jadi sekarang sudah ada modus lain dimana si penipu mendatangi langsung rumah korban merupakan hal yang harus diketahui publik dan menjadi peringataan kita hari ini."
Polisi mengatakan kasus ini merupakan 'peringatan penting' kepada publik agar berhati-hati dengan hubungan yang terbina lewat online.
"Luangkan waktu untuk mengkaji hubungan itu, bicara dengan teman atau orang-orang dekat mengenai hubungan baru yang terbina lewat online."
"Kami berterimakasih kepada korban yang dalam kasus ini mengambil langkah tersebuit." kata Detektif Superitenden Lawrence.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrasi Indonesia dan AS Masih Dalam Kategori Cacat