jpnn.com - BANJARNEGARA - Tempat hiburan malam karaoke liar di wilayah Desa Binorong Kecamatan Bawang, muai meresahkan warga. Sebab, tempat hiburan itu diduga menjadi praktik prostitusi terselubung.
Dugaan itu menyeruak ketika pihak desa setempat mendapati 4 pemandu lagu (PL) hamil dan sempat ke dukun bayi. Kepala Desa Binorong, Bunyamin mengatakan, awalnya tersiar selentingan ada 4 warga indekos di desanya yang hamil.
BACA JUGA: Ya Ampun... Taman Jadi Lokasi Begituan, Nih Fotonya
Namun, warga indekos itu tak pernah melaporkan identitasnya ke pihak desa. Setelah informasi itu didalami, baru diketahui bahwa keempatnya bekerja sebagai PL di tempat karaoke.
“Awalnya saya dapat infomasi dari bidan desa. Karena dia mendengar ada warga yang sering minta antar ke dukun bayi. Bidan desa takutnya ada apa-apa,” kata Bunyamin seperti diberitakan Radar Banyumas (Jawa Pos Group).
BACA JUGA: Terbukti, Desa Bisa Bikin Saluran Air Sendiri Tanpa Kontraktor
Setelah didalami, 4 PL itu ada yang satu orang berasal dari Kecamatan Banjarmangu, sedangkan sisanya dari luar Banjarnegara. PL asal Banjarmangu itu masih 24 tahun, namun bersatus janda dalam kondisi hamil 7 bulan.
Sedang lainnya, 2 orang dari Cilacap berusia 18 dan 21 tahun. Sedang sisanya 1 orang dari Purwokerto berusia 18 tahun dengan usia kehamilan 2-3 bulan.
BACA JUGA: Pengemis Merajalela, Warga Harus Lebih Pelit
Perilaku para PL itu juga meresahkan warga karena sering berpakaian minim dan pulang dini hari. “Kami kaget dengan kejadian ini. Warga jadi resah,” ujarnya.
Karenanya dia meminta Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menyikapinya secara serius. Dia meminta agar Pemkab Banjarnegara menertibkan tempat karaoke yang diduga menjadi tempat prostitusi terselubung.
Kejadian ini, bukti dari dampak negatif yang dibawa tempat hiburan malam. Bisa jadi ada praktik prostitusi terselubung. Harapan kami tempat karaoke ditutup saja,” imbuhnya.
Kasatpol PP Banjarnegara, Aris Sudaryanto mengakui, pihaknya mendapat laporan adanya 4 PL yang hamil dari Kades Binorong. Dia mengatakan, semestinya ada tanggung jawab dari koordinator PL.
Tapi, sampai saat ini tak ada tak ada yang bertangggung jawab. Satpol PP hanya menindaklanjuti laporan, dan ketika pihak desa meminta 4 PL yang bersangkutan dipulangkan kami lakukan.
“Menurut catatan kami tak ada (PL) yang di bawah umur . Yang jadi pertanyaan tanggung jawab siapa, sampai saat ini tak ada yang bertanggung jawab. Kami sendiri sudah menindaklanjuti laporan,” ungkapnya.(ziz/drn/jpg/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Para Pelajar Diantar ke Sekolah Pakai Mobil Polisi
Redaktur : Tim Redaksi