Prihatin Kekerasan di Dunia Pendidikan Sering Terjadi, Ahmad Basarah Ucapkan Kalimat Tegas Ini

Jumat, 23 September 2022 – 23:52 WIB
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengaku prihatin dengan kekerasan di dunia pendidikan yang sering terjadi.Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengaku prihatin atas banyaknya kasus kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan.

Setelah seorang santri Gontor meninggal akibat dianiaya rekan-rekannya akhir Agustus lalu, kini seorang siswa SMAN 9 Kupang dipecat oleh dewan guru akibat menendang dan menganiaya guru perempuan hingga hidungnya berdarah.

BACA JUGA: 4 Pelaku Kekerasan Seksual terhadap Anak di Hutan Kota Jakut Dititipkan di Selter ABH Cipayung

Menurutnya, Harus ada terobosan baru yang dilakukan Kemendikbudristek dan Kementerian Agama untuk mengeleminasi kekerasan demi kekerasan di dunia pendidikan.

"Tidak ada pembenaran apapun untuk semua kekerasan di dunia pendidikan. Masa guru sampai dianiaya muridnya sendiri? Fenomena ini menggambarkan masih ada sistem pendidikan yang masih kurang sesuai dalam dunia pendidikan kita,’’ tegas Ahmad Basarah, Jumat (23/9).

BACA JUGA: Datang ke TKP Kecelakaan Maut Bekasi, Arist Merdeka Ungkap Kondisi Para Guru, Memilukan

Untuk itu, anggota Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan ini mendukung penuh keputusan Dewan Guru SMAN 9 Kupang yang mengeluarkan seorang siswanya akibat menendang dan menganiaya guru perempuan hingga hidungnya berdarah.

Dia juga mendukung Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi, yang Kamis (22/9) lalu menyokong keputusan Dewan Guru SMAN 9 Kupang itu.

Ketua Fraksi PDIP Perjuangan itu berharap Mendikbudristek Nadiem Makarim dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memberi perhatian khusus terhadap kasus ini.

"Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas," tegasnya.

Keprihatinan Ahmad Basarah sangat beralasan.

Sejumlah kekerasan di dunia pendidikan, baik oleh murid kepada murid, oleh guru kepada murid, atau oleh murid kepada guru, seolah terjadi tanpa henti.

Penganiayaan oleh siswa SMAN 9 Kupang terhadap gurunya, Maria Theresa, adalah kasus terbaru.

Sebelumnya, Eko Hadi Prasetya (43), guru di Pondok Pesantren Al Madina di Samarinda, Kalimantan Timur, tewas dikeroyok dua santrinya pada Februari 2022 seusai salat.

Kedua santri itu memukuli korban bertubi-tubi sebanyak tujuh kali hingga tewas.

Untuk itu, Dosen Universitas Islam Malang itu mengusulkan agar Kemendikbud-Ristek dan Kemenag menjalin koordinasi yang efektif dengan Mabes Polri untuk memperketat peredaran minuman keras dan narkotika di kalangan pelajar dan pemuda karena dapat mendorong mereka berperilaku barabarian.

Dia berpesan kepada pihak sekolah harus aktif menjalin komunikasi dengan Polri dan BNN begitu mencium gelagat sekolah mereka dirasuki peredaran minuman keras, apalagi disusupi jaringan narkoba.

"Jangan takut melapor demi menjaga kualitas dan masa depan anak bangsa," tegas Sekretaris Dewan Penasihat PP Baitul Muslimin Indonesia ini.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini juga mengusulkan pendidikan budi pekerti di kalangan pelajar harus diperkuat dengan metode ajar yang menarik dan bahan bacaan yang representatif.

"Di Indonesia kisah-kisah bijak yang memperkaya budi pekerti sangat banyak. Agar lebih bervariasi, kisah-kisah teladan lainnya bisa juga diambil dari negara lain," sarannya.

Ahmad Basarah menambahkan kedua kementerian ini bisa mengumpulkan cerita-cerita teladan yang bagus, lalu menerbitkannya dengan desain gambar dan visual yang menarik.

"Jika kita sisipkan nilai-nilai Pancasila di dalamnya, itu akan lebih bagus sebab metode itu lebih sesuai dengan selera generasi milenial saat ini," pungkas Doktor bidang hukum lulusan Universitas Diponegoro Semarang itu. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler