jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta S. Andyka mengkritik pengelolaan di perkampungan nelayan kerang hijau Muara Angke, Jakarta Utara.
Menurutnya, tempat tersebut sebelumnya sangat ramai dengan aktivitas merebus dan mengupas kerang hijau.
BACA JUGA: Sahroni Minta Polda Metro Jaya Bantu Dishub DKI Tertibkan Parkir Liar yang Meresahkan
Namun kini, suasananya sangat berbeda, hanya beberapa tempat yang masih beroperasi.
“Bahkan, banyak tempat pengupasan kerang hijau yang sudah hancur dan ambruk,” kata Anggota DPRD DKI Jakarta S. Andyka dikutip dari situs web DPRD DKI, Selasa (6/5).
BACA JUGA: Respons Hasto PDIP soal Duet Anies - Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024, Tidak Disangka
Wakil Ketua Fraksi Gerindra itu tempat yang tersisa hanya menggunakan atap terpal yang sudah berlubang dan bekas perebusan yang tidak terpakai.
Oleh sebab itu, perkampungan juga relatif sepi dari aktivitas warga.
BACA JUGA: Pilgub DKI: Sri Mulyani, Risma, Andika Perkasa hingga Adi Wijaya Masuk Radar PDIP
"Ini menjadi pemandangan sehari-hari di perkampungan nelayan kerang hijau Muara Angke,” tuturnya.
S. Andyka merasa, sejak ada proyek reklamasi, warga tidak lagi diperbolehkan beternak kerang hijau.
Sehingga pesimisme itu begitu tampak tersirat dari beberapa nelayan yang dijumpai di sana.
“Pasalnya, kerang hijau yang selama ini menjadi ujung tombak perekonomian mereka, kini runtuh produksinya,” bebernya.
Menurutnya, dahulu nelayan kerang hijau sempat memiliki masa jaya ketika Tjokropranolo menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Di masa itu, gubernur DKI punya kepedulian besar terhadap kesejahteraan nelayan, di antaranya dengan mengoptimalkan budidaya kerang hijau di Pantai Utara Jakarta.
“Kesejahteraan nelayan kerang hijau waktu itu benar-benar terwujud. Kondisi sekarang, bak bunyi pepatah ‘hidup segan, mati pun tak mau’. Bagaikan bumi dan langit,” tutup Andyka. (mcr4/jpnn)
Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi