Prihatin, Menhut Perjuangkan Remunerasi Polhut

Rabu, 20 Maret 2013 – 02:05 WIB
JAKARTA – Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan merasa prihatinan terhadap kesejahteraan Polisi Hutan (Polhut). Dengan beban tugas sangat berat di kawasan terpencil, mereka hanya menerima gaji sekitar Rp 2 per bulan. Padahal Polhut menjadi ujung tombak pengamanan hutan negara, sehingga sangat tidak mencukupi dan tak layak bila gajinya hanya sebesar itu. ”Bandingkan dengan pegawai Kementerian Keuangan yang hanya bertugas di kota, tapi digaji jauh lebih tinggi,” ujar Menhut saat acara peringatan Hari Bakti Rimbawan 2013 di Jakarta.

Pekerjaan Polhut, lanjut Zulkifli, menghadapi ancaman dan memikul risiko berat, sebab keseharinya harus masuk hutan yang tak jarang bertemu dengan hewan buas. Terkadang, mereka juga berhadapan langsung dengan para perusak hutan yang dikenal nekat, sehingga mengancam keselamatan.

Untuk itu, Menhut akan memperjuangkan hak remunerasi bagi para pegawai. Ini supaya mereka lebih sejahtera. Dengan gaji memadai akan menciptakan rasa keadilan dan loyalitas yang lebih tinggi bagi para pengawai kehutanan di kawasan terpencil. Dia mendesak kepada pihak terkait agar mempercepat remunerasi tersebut.

Sebelumnya, Zulkifli menyebutkan, dengan tantangan berat dan godaan penyimpangan di lapangan, gaji pegawai penjaga hutan idealnya Rp 5 juta per bulan. ”Dengan gaji kecil itu mereka harus memikirkan biaya anak masuk sekolah atau juga istri sakit. Tidak heran kalau ada yang nebang pohon Polhut pura-pura tak lihat,” ungkapnya.

Sementara itu, Hari Bakti Rimbawan tahun ini megambil tema ‘Memperkokoh Jiwa Korsa Rimbawan dalam Mewujudkan Pelayanan Prima’. Menhut menegaskan, peringatan Hari Bakti Rimbawan yang diperingati tiap tahun harusnya menjadi momentum penting dan strategis bagi upaya pembinaan rimbawan, sehingga memiliki kesiapan dan kesiagaan menghadapi berbagai tantangan tugas.

Selain itu, peringatan ini juga sebagai wahana kontemplasi untuk mengukur sejauh mana upaya yang telah dilaksanakan dan hasil yang dicapai guna mewujudkan pengelolaan hutan lestari dan masyarakat sejahtera. ”Mari kita lakukan kontemplasi, belajar, terus menyesuaikan diri mengikuti perkembangan zaman,” terang Menhut.

Peran rimbawan cukup sentral dalam menjaga dan mempraktekkan pembangunan berkelanjutan yakni, mengelola dua paradoks antara pembangunan ekonomi dan keseimbangan lingkungan hidup. Menhut juga mengajak para rimbawan menyukseskan program Kemenhut, salah satunya program penanaman dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan yang sampai 2012 telah mencapai sekitar 1,1 juta ha dari target 2,5 juta ha pada 2014. Oleh sebab itu, pada 2013 ini akan ditanam sekitar 748.285 ha dan pada 2014 sekitar 603.426 ha.  ”Untuk mencapai target itu sangat memerlukan partisipasi, kompetensi dan disiplin rimbawan,” tandasnya. (lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Isu Kudeta Dianggap Membodohi Publik

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler