Banyak pihak menyalahkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo karena dianggap tidak memiliki program jangka pendek untuk menghadapi banjir pada musim penghujan.
Menanggapi hal ini, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto membela Jokowi. Menurutnya, kritik terhadap sang gubernur harus didasari data.
"Saya cuma ingin pakai data, tanya ke BMKG bagaimana curah hujan waktu itu," kata Prijanto kepada wartawan di rumah dinas Wagub Basuki T.Purnama di Jalan Besakih, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (25/12)
Menurut Prijanto, banjir bukan diakibatkan oleh buruknya sistem drainase tapi akibat curah hujan yang memang tidak biasa. Prijanto justru memuji sistem drainase Jakarta.
"Genangan itu terjadi berapa lama, akan surut. Maka bisa ditarik suatu pemahaman bahwa gorong-gorong itu dapat berfungsi," ujarnya.
Menurutnya lagi, sebaik apapun sistem drainase, banjir akan tetap terjadi apabila air yang masuk melebihi kapasitas.
"Paling sederhana lihat dari wastafel. Di wastafel akan terjadi penumpukan air, kalau kita kucurkan tidak sesuai kemampuan daya tampung dari wastafel. Sebesar apapun kalau hujan lebat sekali pasti luber," tandasnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Ery Basworo juga mengatakan hal senada. Ia mengatakan bahwa curah hujan pada hari Sabtu lalu memang tidak biasa. Menurutnya, hujan Sabtu kemarin merupakan yang terbesar di Jakarta dalam 5 tahun terakhir.
"Kami mencatat di Cideng itu ada penakar curah hujan. Itu sebesar 130 ml dalam waktu satu setengah jam. Dan hujan itu melebihi kemampuan kapasitas pompa-pompa kita, dan semua rumah pompa kita telah bekerja. Tapi memang tidak mampu," papar Ery. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dibenci Anak Buah, Ahok Cuek
Redaktur : Tim Redaksi