Priyo: Posisi Mas Tjahjo Penting

Kamis, 02 Juli 2015 – 07:12 WIB
Tjahjo Kumolo. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA –  Priyo Budi Santoso, wakil ketua umum Golkar kubu Agung Laksono, mengatakan, isu rekaman omongan menteri yang menghina Presiden Jokowi, yang disampaikan pertama oleh Mendagri  Tjahjo Kumolo, seharusnya layak untuk diperhitungkan.

”Posisi Mas Tjahjo penting karena beliau adalah all president’s men sekaligus all Ibu Megawati’s men,” kata Priyo, dalam diskusi yang digelar DPD RI di gedung parlemen, Jakarta, kemarin (1/7). Menurut Priyo, karena isu

BACA JUGA: Besaran Iuran Pensiun Tiga Persen, Pekerja Swasta Protes

Menurut Priyo, daya ledak isu rekaman itu luar biasa. Hal tersebut semakin memicu perlunya segera reshuffle kabinet, terutama sektor ekonomi. Priyo pun menilai isu yang dilempar Tjahjo penting untuk menciptakan solusi baru terkait reshuffle.

”Saya ambil positifnya saja. Jangan-jangan ini jalan yang harus dilakukan untuk memecahkan kebuntuan,” kata mantan wakil ketua DPR itu.

BACA JUGA: Pak Jokowi, Mohon Hati-Hati Bongkar Pasang Menteri

Eva Kusuma Sundari, staf khusus Presiden Jokowi, mengatakan, ada perdebatan yang muncul saat Tjahjo dalam kapasitas sebagai menteri dalam negeri menyampaikan hal itu. Justru, kata Eva, sikap Tjahjo tersebut menunjukkan posisinya sebagai pembantu presiden.

”Tugas dari semua kabinet menjaga wibawa dan kehormatan presiden,” kata Eva yang juga politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.

BACA JUGA: Pesawat Tua Itu Ibarat Peti Mati Terbang

Menurut Eva, sikap Tjahjo justru menjadi peringatan kepada seluruh kabinet. Yakni, seluruh menteri harus bisa bersikap seperti Tjahjo. ”Ini menjadi tupoksi Mas Tjahjo,” ujarnya.

Terkait evaluasi kabinet, Eva menilai, ada beberapa menteri yang kebijakannya tidak didasarkan Tri Sakti Pembangunan. Kebijakan menteri itu adalah membuka keran asing seluas-luasnya, namun tidak memberdayakan masyarakat dan produksi dalam negeri.

Hal tersebut tidak sesuai dengan konsep Nawa Cita yang mencita-citakan kemampuan produksi tanah air, tidak sekadar mengonsumsi.

”Orang banyak bicara kapasitas dan kapabilitas, tapi yang tidak kalah penting juga adalah loyalitas kepada kepentingan nasional,” tandasnya. (bay/c10/fat)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rupanya, Mahasiswa asal Natuna Sudah Biasa Naik Hercules, Ini Alasannya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler