JAKARTA - Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso menyesalkan peristiwa penyerangan dan penembakan terhadap empat tahanan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Cebongan, Slemen, Yogyakarta.
Karena menurutnya, tidak boleh seseorang atau kelompok, menyelesaikan persoalan dengan main hakim sendiri.
"Ini akan merontokkan sendi-sendi hukum dan demokrasi yang kita bangun. Saya betul-betul harap ini adalah persoalan yang terakhir," ujar Priyo di gedung DPR, Jakarta, Selasa (26/3).
Lebih lanjut Priyo menyerukan kepada semua pihak untuk tidak tergesa-gesa menuding oknum anggota TNI, khususnya Kopassus, terlibat dalam perkara ini.
"Kita hentikan untuk menuduh pihak-pihak tertentu dalam hal ini militer, seolah-olah mereka yang melakukan. Lebih baik kita percayakan pada mekanisme yang ada," terangnya.
Menurut Priyo, biarkan kasus tersebut ditelusuri oleh tim bersama yang melibatkan Polri, Kemenkumham, dan Mahkamah Agung. Pasalnya masalah tersebut merupakan jalur ketertiban dan hukum, bukan masalah pertahanan negara.
Sehingga menurut Priyo, tidak perlu dibentuk tim independen menyelesaikan kasus Cebongan. Biarkan tim gabungan yang menyelesaikan. ."Biarkan pihak-pihak tersebut yang bekerja. Kalau TNI diajak, ya Panglima bersama KASAD untuk beri saran," kata politisi Partai Golkar tersebut.
Seperti diberitakan, penyerbuan berdarah yang berlangsung sangat cepat terjadi di Lapas Cebongan, Sleman Yogyakarta. Empat orang tewas diberondong sekelompok orang tidak dikenal.
Keempat korban tewas tersebut adalah orang-orang yang diduga mengeroyok dan membunuh anggota Kopassus Sertu Heru Santosa Selasa (19/3) lalu. Empat orang tewas tersebut adalah Dicky Sahetapi alias Dicky Ambon, Dedi, Ali, dan YD alias Johan. (gil/jpnn)
Karena menurutnya, tidak boleh seseorang atau kelompok, menyelesaikan persoalan dengan main hakim sendiri.
"Ini akan merontokkan sendi-sendi hukum dan demokrasi yang kita bangun. Saya betul-betul harap ini adalah persoalan yang terakhir," ujar Priyo di gedung DPR, Jakarta, Selasa (26/3).
Lebih lanjut Priyo menyerukan kepada semua pihak untuk tidak tergesa-gesa menuding oknum anggota TNI, khususnya Kopassus, terlibat dalam perkara ini.
"Kita hentikan untuk menuduh pihak-pihak tertentu dalam hal ini militer, seolah-olah mereka yang melakukan. Lebih baik kita percayakan pada mekanisme yang ada," terangnya.
Menurut Priyo, biarkan kasus tersebut ditelusuri oleh tim bersama yang melibatkan Polri, Kemenkumham, dan Mahkamah Agung. Pasalnya masalah tersebut merupakan jalur ketertiban dan hukum, bukan masalah pertahanan negara.
Sehingga menurut Priyo, tidak perlu dibentuk tim independen menyelesaikan kasus Cebongan. Biarkan tim gabungan yang menyelesaikan. ."Biarkan pihak-pihak tersebut yang bekerja. Kalau TNI diajak, ya Panglima bersama KASAD untuk beri saran," kata politisi Partai Golkar tersebut.
Seperti diberitakan, penyerbuan berdarah yang berlangsung sangat cepat terjadi di Lapas Cebongan, Sleman Yogyakarta. Empat orang tewas diberondong sekelompok orang tidak dikenal.
Keempat korban tewas tersebut adalah orang-orang yang diduga mengeroyok dan membunuh anggota Kopassus Sertu Heru Santosa Selasa (19/3) lalu. Empat orang tewas tersebut adalah Dicky Sahetapi alias Dicky Ambon, Dedi, Ali, dan YD alias Johan. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akan Ada Penyelerasan, Jika SBY Bersedia Jadi Ketua Umum
Redaktur : Tim Redaksi