jpnn.com, JAKARTA - PT Prodia Stemcell Indonesia (ProSTEM) berpartisipasi dalam Annual Meeting International Society for Extracellular Vesicles (ISEV) 2024 yang digelar di Melbourne, Australia pada 9-12 Mei 2024.
Kehadiran sister company PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) ini merupakan inisiatif perusahaan dalam mempromosikan teknologi kesehatan, sekaligus bertukar informasi mengenai teknik isolasi, analisis, dan aplikasi klinis Extracellular Vesicles(EV).
BACA JUGA: Watsons 9.9 Super Sale: Diskon Hingga 70 persen & Ada Hadiah Menarik
Agenda ini membuka peluang besar bagi perusahaan dalam kolaborasi riset dengan negara lain dalam mengembangkan terapi berbasis stem cell, secretome, dan EV.
Direktur ProSTEM Cynthia Retna Sartika mengatakan acara ini merupakan ajang internasional terbesar yang membahas perkembangan EV yang kini menjadi tren dalam dunia pengobatan berbasis terapi regeneratif.
BACA JUGA: Lewat Program Inisiatif Universitas, Siemens Indonesia Perkuat Insinyur Masa Depan
Pihaknya berharap pengembangan stem cell, secretome, dan EV di Indonesia memiliki kualitas terbaik yang sesuai standar internasional.
"Stem cell dan secretome telah berkembang pesat di Indonesia. Kini, dengan memasuki era cell therapy 2.0, EV semakin banyak digunakan dalam terapi pengobatan. EV mendukung regenerasi sel dengan menciptakan lingkungan imunomodulator pro-regeneratif yang mampu memperbaiki sel yang mengalami kerusakan," kata Cynthia.
BACA JUGA: Rayakan HUT ke-43 Tahun, TCL Makin Lengkap Hadirkan Produk
Cynthia memaparkan isolasi yang tepat berperan penting dalam menghasilkan EV berkualitas tinggi, dengan mempertimbangkan metode, fasilitas, sumber, dan tenaga ahli yang kompeten.
Pemanfaatan EV dinilai sangat menentukan potensinya dalam pengobatan, sehingga memerlukan metode analisis yang ketat, mulai dari deteksi, pemurnian, hingga karakterisasi dengan standar yang tepat.
Penelitian terkait biodistribusi EV juga berkembang pesat untuk mengevaluasi potensi terapeutik-nya.
Dalam acara ini, perwakilan ProSTEM juga mempresentasikan hasil penelitian mereka dalam sebuah pameran. Dr. Cynthia memaparkan tiga penelitian terkait potensi terapi EV dan secretome, serta uji kualitas yang diharapkan dapat diterapkan di laboratorium ProSTEM.
Adapun materi presentasi ProSTEM terkait uji kualitas secretome dan EV, mendapatkan banyak perhatian dari peserta kongres.
"Hasil penelitian ini merupakan langkah awal yang signifikan untuk memastikan bahwa mutu secretome kami siap bersaing secara global," ucap Dr. Cynthia.
Founder ProSTEM Andi Wijaya menambahkan metode EV (EV Enrichment) menjadi salah satu topik yang banyak diminati, sehingga berpeluang besar untuk dikembangkan di Indonesia.
“Tentu saya mengharapkan tteknologi ini dapat dikembangkan lebih lanjut di Indonesia guna memastikan kualitas pengobatan berbasis stem cell, secretome, dan EV yang aman dan efektif," tutur Andi.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada