jpnn.com, JAKARTA - Produk-produk fesyen dari daerah Bandung, Jawa Barat, dipamerkan di ajang Centrestage di Hong Kong yang merupakan salah satu ajang pameran busana terbesar di Asia.
"Bahan tekstil Indonesia memiliki kualitas yang baik di pasar internasional dan mampu berkompetisi di kancah global. Oleh karena itu, kami berharap akan banyak buyer yang membeli barang-barang dari Indonesia meskipun di tengah lesunya ekonomi Hong Kong," kata Konsul Perdagangan Konsulat RI di Hong Kong Iqbal S Shofwan, di Jakarta, Jumat (6/9).
BACA JUGA: RUU Ekstradisi Dicabut, Akankah Demonstran Hong Kong Puas?
Enam rumah mode di bawah bimbingan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung itu mendapat kesempatan menggelar produknya di ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Hong Kong Trade Development Council selama 4-7 September 2019.
Rumah mode itu adalah Namisae yang menampilkan produk baju dan asesoris unik dari bahan batik serta tenun; Netaly menampilkan baju batik, tenun dan kain etnik; Mine menampilkan aksesori dari tembaga; dan Bamboo Studio menampilkan produk dari serat bambu yang ramah lingkungan.
BACA JUGA: Tanpa Judul
Selain itu, ada dua perancang busana internasional yang secara mandiri mengikuti pameran tersebut, yakni Elysabeth Njo May Fen menampilkan desain pakaian unik dan elegan dari bahan tenun Lombok dan kain dobi buatan tangan Indonesia dan Phang Sanny (Terbuai by phangsanny) menampilkan gaun elegan dari bahan tenun ekslusif asal Sumba dan Lombok.
BACA JUGA: Gandeng GarudaFood, Pabrik Cokelat Kedua Barry Callebaut di Bandung Mulai Berproduksi
BACA JUGA: Beijing: Status Hong Kong Tak Bisa Diganggu Gugat
Pameran tersebut diselenggarakan di Hong Kong Convention and Exhibition Centre dan diikuti oleh sekitar 240 pelaku usaha pakaian, aksesori, dan desainer dari 22 negara dan wilayah.
Pameran itu setiap tahunnya dikunjungi oleh sekitar 8.700 orang dari 80 negara dan wilayah. Selain para peserta pameran, terdapat juga 24 orang sebagai pembeli dari Indonesia yang merupakan importir, peritel, wholesaler, dan distributor.
Keikutsertaan pada pameran tersebut diharapkan dapat membuat produk dan perancang mode Indonesia semakin dikenal luas.
Selain itu, pelaku usaha, perancang, dan pembeli dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk mengamati pangsa pasar Hong Kong serta desain yang diminati oleh pasar internasional khususnya Hong Kong yang sudah lama dikenal sebagai kota mode.
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan RI pada periode Januari-Juli 2019, impor Hong Kong dari Indonesia untuk pakaian jadi dan aksesoris mencapai sekitar 162,9 juta dolar AS, sedangkan industri tekstil dan produk tekstil mencapai 3,24 juta dolar AS.
Sementara menurut data dari Kementerian Perindustrian RI per Mei 2019 menunjukkan bahwa industri pakaian merupakan segmen besar yang mencatat pertumbuhan produksi paling tinggi di antara sektor lain sepanjang Kuartal I 2019.
Begitu juga menurut Badan Pusat Statistik, produksi industri pakaian tumbuh sebesar 29,19 persen secara tahunan pada Kuartal I 2019.
Sepanjang tahun 2018, industri pakaian jadi mencatatkan ekspor senilai 8,62 miliar dolar AS dengan pertumbuhan sebesar 8,9 persen (y-o-y). (yuni arisandy sinaga/ant/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Daerah Berpeluang jadi Ibu Kota Baru Provinsi Jawa Barat
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti