jpnn.com, JAKARTA - Produk bahan bakar hijau unggulan Pertamina, yakni Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau Green Diesel D100 semakin diakui dunia.
Produk ini merupakan substitusi bahan bakar diesel yang lebih ramah lingkungan dapat digunakan langsung sebagai bahan bakar kendaraan ataupun memproduksi listrik hijau melalui penggunaan di genset.
BACA JUGA: Pertamina Eco RunFest 2022, Ikuti Serunya Ajang Lari dan Festival Ramah Lingkungan
Produk bahan bakar hijau yang dihasilkan Green Refinery Cilacap ini telah mendapatkan sertifikat International Sustainability and Carbon Certification (ISCC).
Melalui sertifikasi ISCC, HVO Pertamina memperoleh pengakuan bahwa penggunaan produk ini berkontribusi pada penurunan emisi karbon hingga 65-70 persen dari bahan bakar umumnya sehingga layak disebut sebagai green product.
BACA JUGA: Terapkan Teknologi CCUS, Pertamina Injeksi C02 di Lapangan Jatibarang
Produk HVO dengan branding nama Pertamina Renewable Diesel (Pertamina RD) sebelumnya diluncurkan dan dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan Jakarta E-Prix 2021.
Kapasitas produksi Green Refinery Cilacap untuk menghasilkan Produk Green Diesel sebesar 3 ribu barrels per hari dengan bahan baku nabati, berupa Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO).
BACA JUGA: Pertamina Kembali Temukan Sumber Daya Migas Baru, Lokasinya di Bojonegoro
Saat ini telah dipasarkan dan diterima pasar Eropa, utamanya Jerman dan Prancis.
General Manager Kilang Cilacap - PT Kilang Pertamina Internasional Edy Januari Utama menyampaikan Pertamina terus memperkuat transisi energi bersih sejalan dengan komitmennya mengedepankan prinsip environmental, social & governance (ESG) di semua lini bisnis.
Pertamina terus melakukan inovasi dengan menekan emisi dari peralatan produksinya maupun menghasilkan produk-produk rendah emisi berbasis energi baru terbarukan.
Ini sejalan dengan komitmen Pertamina untuk melakukan dekarbonisasi pada bisnisnya demi menciptakan lingkungan yang semakin baik.
Pertamina juga telah mencanangkan Roadmap Net Zero Emission untuk memastikan komitmen upaya dekarbonisasi secara bertahap hingga dicapai target bebas karbon di tahun 2060.
Roadmap Net Zero Emission merupakan salah satu bukti nyata komitmen Pertamina dalam mendukung SDG’s atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan no. 13 mengenai penanganan perubahan iklim.
"Pertamina berkomitmen meningkatkan kapasitas dan kemampuan Green Refinery Cilacap yang saat ini baru 2.500-3.000 barel per hari menjadi 6.000 barrel per hari dengan produk mencakup Green Diesel, Sustainable Aviation Fuel, dan Bionaphta," ujarnya saat menerima media visit di lokasi Green Refinery Kilang Pertamina Internasional Cilacap, Kamis (27/10).
Dia menambahkan peningkatan kapasitas green energy tersebut sejalan dengan permintaan pasar dunia terhadap produk energi bersih dan sebagai bentuk keseriusan Pertamina untuk menerapkan strategi agresif di Green Business dalam roadmap net zero emission-nya.
"Fleksibilitas bahan baku green energy juga akan semakin ditingkatkan sehingga tidak hanya mengolah berbasis CPO tetapi juga bisa mengolah bahan lain semisal Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah menjadi energi hijau," imbuhnya.
Pada fase kedua pengembangan green refinery Cilacap, selain fleksibilitas jenis produk, juga telah direncanakan peningkatan kemampuan kilang dalam mengolah second generation renewable feedstock seperti minyak jelantah atau sejenisnya sehingga kontribusi penurunan emisi produknya pun meningkat hingga 85-90 persen dibandingkan bahan bakar fosil.
Dalam pengumpulan minyak jelantah tersebut akan dipelajari juga potensi pengimplementasian konsep circular economy yang berfokus pada peningkatan ekonomi masyarakat sehingga keberadaan Green Refinery dapat memberikan manfaat positif bagi masyarakat selain energi yang lebih ramah lingkungan. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi