Produk Tembakau Alternatif Berpotensi Tekan Prevalensi Merokok

Rabu, 15 November 2023 – 03:07 WIB
Ilustrasi produk tembakau alternatif mengurangi perokok. Foto : Pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik atau vape, dan kantong nikotin, menerapkan konsep pengurangan bahaya tembakau, sehingga memiliki profil risiko 90-95 persen lebih rendah daripada asap rokok, yang telah dibuktikan melalui berbagai kajian ilmiah.

Oleh karen itu, produk tembakau alternatif memiliki potensi besar untuk menekan prevalensi merokok.

BACA JUGA: APVI Gencar Sosialisasikan Produk Tembakau Alternatif

Prevalensi adalah proporsi dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu dalam jangka waktu tertentu.

Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO), Dimas Syailendra, menjelaskan optimalisasi produk tembakau alternatif sebagai alat bantu untuk menurunkan prevalensi merokok sudah dimanfaatkan oleh berbagai negara, termasuk Inggris dan Swedia.

BACA JUGA: Panasonic Hadirkan Produk Unggulan di Ajang BTN Jakarta Run 2023

Hasilnya menunjukkan angka perokok di kedua negara tersebut mengalami penurunan.

Sebagai contoh, berkat memanfaatkan produk tembakau alternatif, jumlah perokok di Inggris pada 2021 mencapai sebesar 13,3 persen atau setara 6,6 juta jiwa.

BACA JUGA: Indocement Menggelar Turnamen Futsal & Beragam Kegiatan HBI di Kompleks Pabrik

Angka ini turun dibandingkan pada 2020 yang mencapai 14 persen.

Selain itu, jumlah perokok di Swedia pada 2022 menurun menjadi sekitar 5,6 persen dari total populasi.

Pada 2015, tingkat prevalensi perokok di Swedia 15 persen. Angka tersebut menjadikan Swedia menjadi negara dengan tingkat prevalensi merokok terendah di Uni Eropa.

“Keberhasilan Inggris dan Swedia dalam mengurangi prevalensi merokok dapat menjadi acuan bagi Pemerintah Indonesia untuk menerapkan strategi serupa sebagai pelengkap dari berbagai program yang telah dijalankan selama ini. Kehadiran produk tembakau alternatif dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat,” terang Dimas.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler