Produk Unggulan CSA Hadir di Penas Petani Nelayan

Senin, 12 Juni 2023 – 20:27 WIB
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi (ketiga dari kiri) melihat produk unggulan CSA yang hadir di Penas Petani Nelayan. Foto: Kementan

jpnn.com, PADANG - Kementerian Pertanian (Kementan) sukses melaksanakan Pekan Nasional (Penas) XVI Tahun 2023 Petani Nelayan.

Penas Petani Nelayan tahun ini dilaksanakan pada 10-15 Juni 2023 di Lanud Sutan Sjahrir, Kota Padang, Sumatera Barat.

BACA JUGA: Kementan Pamer Produk Hortikultura Kualitas Ekspor dan Buah Tropis di PENAS XVI 2023

Sejumlah petani yang hadir pada Penas menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya kepada pemerintah, khususnya Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Pasalnya, meski di masa pandemi sektor pertanian masih bisa berproduksi maksimal dan diandalkan menopang perekonomian.

BACA JUGA: Stan BPPSDMP di Penas XVI Menghadirkan Berbagai Inovasi Dibanjiri Pengunjung

Menteri Syahrul mengatakan bahwa Penas Petani Nelayan adalah momentum legendaris yang selalu dirindukan oleh para petani, nelayan dan petani hutan di seluruh Indonesia.

Saat ini adalah kerinduan yang memuncak di Kota Padang Sumatera Barat, ucapnya pada saat memberiakan arahan di depan ribuan para petani, nelayan, petani hutan serta stakeholder pertanian dari seluruh Indonesia di Lanud Sutan Sjahrir Kota Padang, Sabtu (10/5/2023).

BACA JUGA: Bripda AF Menyaksikan Bripda YM Ditusuk, Anggota Polri Itu Terkapar

"Selain sebagai momentum konsolidasi nasional untuk menghasilkan konsepsi pertanian yang lebih baik lagi dari seluruh Indonesia, transaksi-transaksi juga berjalan di Penas Petani Nelayan. Karena momentum Penas memperbaiki konsensi dan memperbaiki kerja seluruh tim," ujar Mentan Syahrul.

Syahrul juga memberikan apresiasinya kepada para petani yang telah menjadikan sektor pertanian sebagai bantalan ekonomi di masa pandemi Covid-19.

Saat ini, dunia akan dihadapkan pada ancaman krisis pangan global, di mana 30 persen produktivitas pertanian diprediksi akan terus menurun.

"Kita harus siap mengantisipasi perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global," katanya.

“Acara Penas nanti ini harus menjadi puncak komunikasi emosional kita, bukan hanya konsepsi atau idealisme saja, besok ada El Nino, besok ada warning terhadap krisis pangan dunia, karena cuaca ekstrem, serangan hama dimana mana,oleh karena itu Penas ini sangat penting untuk menyatukan visi dan pandangan kita dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan,” tegas Mentan Syahrul.

Selain iklim yang cukup ekstrem, ketegangan politik diberbagai belahan dunia juga turut memberi tantangan yang besar terhadap pembangunan sektor pertanian dan ketahanan pangan negara.

"Maka, manfaatkan momentum Penas XVI sebagai ajang konsolidasi emosional para petani dari Sabang sampai Merauke agar makin siap dalam menghadapi tantangan dunia pertanian," tegas Mentan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyampaikan jika program utama Kementan ialah juga untuk mengantisipasi El Nino dan antisipasi krisis pangan global sebagai dampak pandemi, perubahan iklim, perang Rusia-Ukrania.

"Untuk itu saya mengajak semua untuk menyamakan langkah dalam antisipasi masalah ini,” ucap Dedi.

Dedi menambahkan bahwa Penas Petani Nelayan merupakan forum pertemuan yang telah berlangsung sejak 1971 dan menjadi bagian yang strategis dalam upaya membangun kesepahaman di antara berbagai pemangku kepentingan sektor pertanian perikanan dan kehutanan.

Salah satu kegiatan Penas Petani Nelayan adalah pameran pembangunan pertanian.

"Pameran diisi dengan menampilkan langkah-langkah Kementan dalam menghadapi perubahan iklim yang ekstrem serta display berbagai macam komoditas unggulan pertanian yang dikemas secara apik, pemutaran video program dan capaian kinerja," katanya.

BPPSDMP pun tak ingin melepaskan momen terbaik ini, termasuk program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation (SIMURP) berkesempatan mengisi pameran tersebut dengan menampilkan berbagai keberhasilan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM pertanian, baik dari berbagai inovasi produk olahan unggulan KWT dan KEP dari beberapa provinsi lokasi SIMURP.

"Harus dibangun sistem agrobisnis yang kokoh dimulai dari pemberdayaan petani dan penyuluh sebagai ujung tombak pembangunan pertanian. Pertanian harus menjadi bisnis. Pertanian itu harus sustainable dan menarik. Pertanian tidak hanya memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi harus bisa menghasilkan uang,” ujarnya. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AKBP Aszhari Kurniawan: Tembak di Tempat Gerombolan Bermotor Membuat Onar


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler