jpnn.com, MAKASSAR - Produksi kakao di Sulawesi Selatan menurun drastis dalam beberapa waktu terakhir.
Pada 2012 lalu, Sulses bisa memproduksi 180 ton kakao dalam setahun.
BACA JUGA: GMF AeroAsia Gandeng Jet Parts Engineering
Namun, tahun lalu produksi kako hanya 113 ton.
Asosiasi Petani Kakao Indonesia (Apkai) menilai, ada beberapa penyebab menurunnya produksi kakao Sulsel.
BACA JUGA: Menhub: Kami Akan Uji Coba Bulan ini
Satu di antaranya adalah usia tanaman kakao yang sudah tua.
Rata-rata usia kakao di Sulsel sudah 20 tahun ke atas. Padahal, usia ideal kakao berproduksi adalah 5-13 tahun.
BACA JUGA: Industri Shipyard Terpuruk, 20 Perusahaan Tutup Total
“Jika tidak ada bibit, pupuk, dan pendampingan maka sulit untuk petani kakao Sulsel akan maju," ujar Ketua Apkai Sulsel Sulaiman Andi Loeloe.
Sulaiman menambahkan, selain usia tanaman kakao, biaya produksi yang makin meningkat juga jadi kendala.
Selain itu, peningkatan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi hal yang sangat penting.
Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, sejak 2000 lalu Indonesia telah mengalami penurunan nilai produksi.
Saat ini, penurunannya diprediksi mencapai 30 persen.
Indonesia untuk sementara ada di posisi ketiga produsen kakao terbesar di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.
Namun, bukan tidak mungkin akan merosot ke depannya.
"'Model bisnis kakao butuh diubah. Bukan lagi bersifat konvensional, tetapi ditingkatkan menjadi gerakan pengembangan yang didukung dengan paket teknologi," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementan Bambang.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Cocoa Sustainability Partnership (CSP) Rini Indrayanti mengatakan, salah satu target roadmap kakao berkelanjutan Indonesia (2020 Roadmap for Sustainable Indonesian Cocoa) adalah peningkatan produksi.
"Anak muda akan tertarik jika sektor kakao didukung semua pihak dan menguntungkan," tutur Rini. (abd/yat)
Produksi Kakao Sulsel
2012 - 180, 281 ton
2013 - 153, 744 ton
2014 - 143, 237 ton
2015 - 140, 317 ton
2016 - 113, 462 ton
*Data Apkai Sulsel
BACA ARTIKEL LAINNYA... Citilink Setuju Insentif ke Destinasi Baru
Redaktur & Reporter : Ragil