Produksi Kedelai Sulit Tercapai

Selasa, 11 Juni 2013 – 09:10 WIB
SURABAYA - Harga kedelai menunjukkan tren membaik selama beberapa bulan terakhir. Tapi sayangnya, luas panen relatif menyusut dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menurut Dinas Pertanian Jatim, penyusutan tersebut disebabkan kondisi iklim yang tidak mendukung. Karena itu, sebagian besar petani yang sebelumnya menanam kedelai beralih ke tanaman pangan lain seperti padi dan jagung.

Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jatim Nur Falaqi mengatakan, curah hujan yang berlangsung terus menerus membuat petani kedelai beralih ke tanaman pangan lain. Keputusan tersebut dinilai lebih menguntungkan timbang memaksakan menanam kedelai.

"Kondisi sekarang yang hujan terus menerus tidak memungkinkan menanam kedelai. Kalau dipaksa bisa-bisa malah gagal panen," katanya, Senin (10/6).

Beberapa daerah yang areal panen kedelai mengalami penyusutan antara lain, Pasuruan, Ngawi, Bojonegoro, Lamongan, Pamekasan, Pacitan, dan Tulungagung. Selain menyusut, di sejumlah daerah lain ada yang bertambah. Seperti di Malang, Lumajang, Banyuwangi, Bangkalan, Sampang, dan Sumenep.
      
Tahun ini target produksi kedelai bisa mencapai 490.059 ton. Tapi sampai April lalu produksi kedelai malah lebih rendah dari periode tahun sebelumnnya. Berdasar luas panen, Januari-April tahun ini hanya 41.122 hektare. Sedangkan tahun sebelumnya bisa 41.613 hektare.

"Kurang lebih produksi kedelai tahun ini sekitar 57 ribu ton. Realisasi itu lebih rendah daripada tahun sebelumnya 58 ribu ton," katanya.

Karena itu, petani memilih menanam tanaman pangan lain seperti padi dan jagung. Apalagi, tren harga kedua komoditas tersebut relatif tinggi. Disebutkan, harga gabah kering giling saat ini Rp 4.400 per kg, sedangkan jagung pipil kering Rp 3.200 per kg. Karena itu, dia pesimistis produksi kedelai hingga akhir tahun nanti bisa sesuai target. Sebaliknya, produksi padi dan jagung diprediksi meningkat.

Padahal, harga kedelai sedang menunjukkan tren membaik. Berdasar data Dinas Pertanian, harga kedelai lokal pada Januari Rp 7.885 per kg, Februari Rp 7.948 per kg, Maret Rp 7.952 per kg, April Rp 8.019 per kg, dan Mei Rp 7.963 per kg.

"Kendati harga relatif tinggi, tapi kalau berpotensi terjadi gagal panen, maka petani pilih tanaman pangan lain," ucapnya. (res/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Investor Pertambangan Butuh Kepastian Hukum

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler