Produksi Meningkat di September, Nilai Tukar Petani Naik

Selasa, 02 Oktober 2018 – 11:32 WIB
Petani di sawah. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Nilai Tukar Petani (NTP) per September 2018 mencapai 103,17 atau naik 0,59% dibandingkan periode sama bulan sebelumnya.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, kenaikan NTP tak lepas dari indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,26%, sementara indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 0,33%.

BACA JUGA: Kementan Gandeng Bank Indonesia dan Pemprov Kepri

"Nilai tukar petani di September naik 0,59%", kata Suhariyanto dalam konferensi pers di gedung BPS.

Secara keseluruhan, subsektor NTP mengalami kenaikan, seperti tanaman pangan, perkebunan rakyat, perikanan. Ada pun sektor yang mengalami penurunan adalah holtikultura dan peternakan.

BACA JUGA: BPS: Deflasi September 2018 karena Harga Pangan Turun

BPS juga mencatat pada September 2018 terjadi deflasi di perdesaan di Indonesia sebesar 0,59% yang disebabkan oleh kelompok bahan makanan yang cukup besar. Sementara indeks konsumsi rumah tangga lainnya naik.

Suhariyanto mengungkapkan penurunan harga bahan makanan menjadi penyebab deflasi September 2018.

BACA JUGA: Banyuwangi Siap Amankan Pasokan Cabai ke Jakarta dan Bali

“Jenis bahan makanan yang turun harganya di antaranya, daging ayam ras yang memberikan andil deflasi 0,13%. Kemudian penurunan harga bawang merah dan ikan segar yang masing-masing berikan andil 0,05% dan 0,04%", tambahnya. Beberapa sayuran, cabai rawit, dan telur ayam juga turun.

Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Kariyasa menjelaskan, kenaikan indeks harga yang diterima petani menunjukan peningkatan kesejahteraan petani di tanah air. 

“Nilai Tukar Petani merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di Indonesia. Semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani”, ujar Ketut.

Ketut menambahkan, deflasi yang disebabkan penurunan harga bahan makanan juga menunjukan hasil upaya meningkatkan produksi komoditas pangan.

“Kita patut bersyukur, pembangunan pertanian di tanah air terus menunjukan hasilnya”, katanya.

Dengan memperhatikan beberapa indikator terkait dengan kesejahteraan petani, Ketut menegaskan bisa dilihat keberhasilan pembangunan pertanian yang dijalankan selama ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani dalam pemerintahan Jokowi-JK tidak perlu diragukan lagi.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gunung Kidul Kembangkan Bawang Merah Ramah Lingkungan


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler