Produksi Padi Jatim Aman dari Gagal Panen

Sabtu, 20 September 2014 – 13:17 WIB

jpnn.com - SURABAYA - Sebanyak 903 hektare lahan padi di Jawa Timur (Jatim) mengalami puso alias gagal panen pada semester kedua tahun ini. Bukan hanya ancaman kekeringan, tetapi juga banjir yang melanda sejumlah wilayah. Meski demikian, puso tersebut diperkirakan tidak sampai mengancam produksi padi Jatim.

Kepala Dinas Pertanian Jatim Wibowo Eko Putro mengungkapkan, luas areal sawah yang terkena puso relatif kecil bila dibandingkan dengan luas areal tanam padi yang mencapai 2,176 juta hektare. Karena itu, puso tidak akan mengurangi produksi padi secara signifikan.

''Di antara total 903 hektare areal sawah yang terkena puso, 533 hektare mengalami kekeringan dan 370 hektare terkena banjir. Wilayah yang terkena, antara lain, Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan,'' kata Wibowo.

Diprediksi, produksi padi yang terancam gagal panen karena kekeringan mencapai 3.960 ton dan yang terkena banjir hanya 2.200 ton. Berdasar angka prediksi I 2014, target produksi gabah tahun ini bisa menembus 12,101 juta ton atau setara 4,2 juta ton beras. ''Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, ada kenaikan produksi gabah, yakni tahun lalu hanya 12,049 juta ton gabah,'' paparnya.

Untuk mengatasi puso tersebut, pihaknya sudah menyiapkan bantuan benih. Besarannya untuk padi adalah 25 kilogram per hektare. Bibit bantuan itu siap didistribusikan pada musim tanam berikutnya. ''Jadi, ketika sudah masuk musim tanam, petani bisa menanam kembali dengan benih bantuan,'' ujarnya.

Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jatim Nur Falaqi menambahkan, indeks pertanaman terus ditingkatkan dalam upaya mendorong produktivitas padi. Diproyeksikan, produktivitas bisa naik menjadi 6,2 ton per hektare dari sebelumnya 5,9 ton per hektare.

''Melihat kondisi sekarang ini yang menunjukkan tingginya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian, perlu ditempuh langkah untuk meningkatkan produktivitas. Apalagi cetak sawah sulit dilakukan. Makanya, yang memungkinkan adalah membangun embung untuk menunjang pengairan di areal sawah. Misalnya, yang setahun hanya tanam dua kali, dengan mengatur jumlah air, bisa tiga kali tanam,'' terang dia. (res/c14/agm) 

BACA JUGA: Daya Beli Emas Masih Tinggi

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiongkok Minta CPO Bebas Pajak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler