Meningkatkan produksi padi tersebut, diketahui pada panen perdana dilakukan Direktur Umum dan SDM PT BA, Maizal, Senin (8/4). Penanaman padi metode SRI itu diprakarsai Yayasan Pemberdayaan (YP) Muara Enim Bangkit bekerjasama dengan CRS PT BA Tbk Tanjung Enim.
Acara panen perdana itu dihadiri Ketua YP Muara Enim Bangkit, Firdaus Masrun, General Manajer PT BA Unit Penambangan Tanjung Enim, Wibisono, Senior Manajer PT BA, Danang Sudira Raharja, Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Kota Muara Enim, Loehalni Agoestirini SP Msi, PPL pendamping Darwo SP dan para kelompok tani.
Ketua Yayasan Pemberdayaan Muara Enim Bangkit, Firdaus Masrun mengatakan, yayasan yang dikelolanya lebih pokus pada pembedayaan masyarakat. ”Penanaman padi metode SRI yang kami lakukan bekerja sama dengan PT BA semata-mata untuk meningkatkan pendapatan petani,” jelasnya.
Menurutnya, dari 63 hektar luas sawah di Desa Karang Raja, baru 10 hektar yang dikelola menggunakan metode SRI. ”Kita berharap kedepan program ini berlanjut sehingga semua sawah di Karang Raja tergarap ditanam padi metode SRI,” jelasnya.
Dijelaskannya, kendala yang dihadapi selama kegiatan penanaman adalah belum adanya irigasi dan rumah pembuatan pupuk organik. ”Jika sawah ini menggunakan irigasi kami yakin produksinya akan lebih dari 10 ton,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Umum dan SDM PT BA, Maizal, mengatakan, pada mulanya meragukan penanaman padi metode SRI. Namun kerja keras yang dilakukan petani dan para pendamping membuahkan hasil yang menggembirakan.
”Tanpa irigasi bisa menghasilkan 10 ton per hektar, jika pakai irigasi bisa saja mencapai 15 ton per hektar, ini menjadi PR kita semua,” jelasnya. Untuk itu dia mengharapkan masyarakat untuk merundingkannya kembali. Karena pembuatan irigasi akan ada lahan masyarakat yang digunakan. (luk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Kakao Merangkak Naik
Redaktur : Tim Redaksi