PONTIANAK--Rendahnya intensitas hujan baik di Kota Pontianak maupun di perhuluan Sungai Kapuas membuat produksi air pada PDAM Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak turun hingga sepuluh persen. Namun pengurangan produksi tersebut tidak sepanjang hari, hanya pada waktu tertentu.
"Saat memang musim panas mengalami kendala terutama pasang surut sungai. Setiap pagi mendekati siang itu surutnya cukup berat," ungkap Dirut PDAM Tirta Khatulistiwa, Afandi.
Pengurangan kapasitas produksi sepuluh persen berpengaruh pada pelanggan. Jika dijumlahkan, Afandi mengira tidak kurang dari delapan ribu pelanggan yang mengalami kesulitan air dalam waktu air surut. "Tetapi tidak sepanjang hari," tuturnya.
Antisipasi yang dilakukan PDAM dalam menyikapi kekurangan kapasitas produksi itu dengan menyiapkan air pada mobil-mobil tangki. Mobil tangki itu dapat mendistribusikan ke tempat-tempat yang mengalami kesulitan air bersih. "Untuk daerah yang kesulitan air kami bagikan gratis, namun tidak untuk perorangan tetapi dibagikan rata kepada warga sekitar," kata Afandi.
Walau debit air Sungai Kapuas mengalami penurunan, Afandi bersyukur kadar garam masih normal sehingga air PDAM tidak asin. Namun, jika instrusi air laut sudah sampai pada kadar garam yang tinggi PDAM tidak bisa berbuat apa-apa. Pasalnya pipa dari Penepat yang dikerjakan Pemerintah Pusat belum rampung.
"Kita sama-sama berharap agar kadar garamnya normal terus," ucapnya.
Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, menjelaskan bahwa pipa Penepat hampir sampai ke instalasi pengolahana air (IPA) PDAM. Dia berharap tahun depan rampung sehingga ketika terjadi intrusi air laut air PDAM tidak lagi asin. "Tahun depan selesai lengkap dengan pompanya," katanya.
Pemerintah Pusat telah berkomitmen mengalokasikan dana Rp100 miliar untuk pembangunan jaringan dari Penepat ke IPA PDAM tersebut. Pemkot Pontianak tidak terlibat di dalamnya, termasuk tender proyek semuanya dilakukan Pemerintah Pusat. "Tahun ini dikucurkan Rp50 miliar, tahun depan Rp50 miliar lagi untuk menyelesaikannya," papar Sutarmidji.(hen)
"Saat memang musim panas mengalami kendala terutama pasang surut sungai. Setiap pagi mendekati siang itu surutnya cukup berat," ungkap Dirut PDAM Tirta Khatulistiwa, Afandi.
Pengurangan kapasitas produksi sepuluh persen berpengaruh pada pelanggan. Jika dijumlahkan, Afandi mengira tidak kurang dari delapan ribu pelanggan yang mengalami kesulitan air dalam waktu air surut. "Tetapi tidak sepanjang hari," tuturnya.
Antisipasi yang dilakukan PDAM dalam menyikapi kekurangan kapasitas produksi itu dengan menyiapkan air pada mobil-mobil tangki. Mobil tangki itu dapat mendistribusikan ke tempat-tempat yang mengalami kesulitan air bersih. "Untuk daerah yang kesulitan air kami bagikan gratis, namun tidak untuk perorangan tetapi dibagikan rata kepada warga sekitar," kata Afandi.
Walau debit air Sungai Kapuas mengalami penurunan, Afandi bersyukur kadar garam masih normal sehingga air PDAM tidak asin. Namun, jika instrusi air laut sudah sampai pada kadar garam yang tinggi PDAM tidak bisa berbuat apa-apa. Pasalnya pipa dari Penepat yang dikerjakan Pemerintah Pusat belum rampung.
"Kita sama-sama berharap agar kadar garamnya normal terus," ucapnya.
Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, menjelaskan bahwa pipa Penepat hampir sampai ke instalasi pengolahana air (IPA) PDAM. Dia berharap tahun depan rampung sehingga ketika terjadi intrusi air laut air PDAM tidak lagi asin. "Tahun depan selesai lengkap dengan pompanya," katanya.
Pemerintah Pusat telah berkomitmen mengalokasikan dana Rp100 miliar untuk pembangunan jaringan dari Penepat ke IPA PDAM tersebut. Pemkot Pontianak tidak terlibat di dalamnya, termasuk tender proyek semuanya dilakukan Pemerintah Pusat. "Tahun ini dikucurkan Rp50 miliar, tahun depan Rp50 miliar lagi untuk menyelesaikannya," papar Sutarmidji.(hen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Almarhum Tercatat Terima BLSM
Redaktur : Tim Redaksi