Prof Jimly: dari Semua Presiden, Darahnya Paling Merah itu Jokowi

Minggu, 09 Agustus 2020 – 11:19 WIB
Anggota DPD RI Prof Jimly Asshiddiqie saat wawancara program Ngompol (Ngomongin Politik) JPNN.com di Kediamannya, Jakarta, Rabu (5/8). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Hukum Tata Negara (HTN) Universitas Indonesia Prof Jimly Asshiddiqie menyatakan dari semua Presiden RI sejak Soekarno hingga saat ini, yang paling merah darahnya itu adalah Joko Widodo alias Jokowi.

Pernyataan ini disampaikan Prof Jimly ketika dimintai pandangannya terkait hal-hal positif dari semua presiden yang pernah memimpin Indonesia, dalam program NGOMPOL (Ngomongin Politik) yang tayang di channel YouTube JPNN.com, Sabtu (8/8).

BACA JUGA: Prof Jimly: Ini Dua Jenis Perkara, Anda Jangan Kacaukan

"Kalau saya sih, semua presiden itu ada mirip-miripnya, ada bedanya. Nah, salah satu kendala yang kita hadapi budaya politik kita ini feodal," katanya mengawali jawabannya.

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu kemudian menceritakan bahwa dahulu ketika penentuan bentuk negara sebagai Republik, sebagian besar kelompok sebenarnya menginginkan bentuk kerajaan.

BACA JUGA: Prof Jimly Ungkap Godaan Iblis saat Menyidangkan Sengketa Pilpres

"Kalau dulu 1945 diadakan referendum, mungkin kerajaan lebih menang dari Republik. Itu menggambarkan bahwa budaya politik kita ini feodal. Kerajaan. Bentuknya Republik, kelakuannya kerajaan. Maka, semua sekarang ini semua kerajaan. Partai jadi kerajaan, ini jadi kerajaan. Begitu-begitu lho," tutur Prof Jimly.

Tokoh kelahiran Palembang, Sumatera Selatan ini kemudian melanjutkan, semua Presiden RI sejak Soekarno hingga sekarang ini, yang darahnya paling merah itu adalah Jokowi. Sedangkan yang lain itu agak banyak biru-birunya. Ada unsur birunya.

BACA JUGA: Fadel: Pidato Presiden Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR RI Jangan Biasa Saja

Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menurutnya ada unsur birunya. BJ Habibie sedikit-sedikit ada birunya. BUng Karno juga darah biru. Dia pendiri Republik.

"Jadi semua itu punya darah biru semua, yang darahnya paling merah itu Jokowi," ucap Prof Jimly.

Maka, tokoh yang kini menjabat Anggota DPD RI, seharusnya peluang untuk mengadakan transformasi, perombakan budaya feodal dalam budaya politik Indonesia. Namun, hal itu menurutnya tidak terjadi.

"Maka peluang untuk mengadakan transformasi, perombakan budaya feodal, sekarang ini (momentumnya). Eh ternyata, dia (Jokowi-red) mengalami pembiruan juga. Sekarang darahnya sudah sangat biru. Gitu lho. Itu kalau you tanya saya komentar saya secara umum begitu," lanjut Prof Jimly.

Oleh mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) era Presiden SBY ini, budaya feodal itu dianggap sebagai salah satu ancaman terbesar peradaban demokrasi bangsa Indonesia ke depan.

"Mudah-mudahan para milenial belajar, transformasi budaya feodal itu menjadi budaya modern," harap mantan ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) ini.(fat/jpnn)

VIDEO: Indonesia Harusnya Menerapkan Darurat Sipil di Bawah Kendali Presiden


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler