Prof Jimly: Kita Sedang Menghadapi Masalah Serius

Senin, 04 Oktober 2021 – 23:37 WIB
Anggota DPD RI Prof Jimly Asshiddiqie. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPD RI Prof Jimly Asshiddiqie menyuarakan perlunya dilakukan reformasi menyeluruh terhadap kinerja kelembagaan berbangsa dan bernegara guna memajukan Indonesia.

"Secara umum, memang kita sedang menghadapi masalah serius tentang perlunya evaluasi menyeluruh tentang kinerja kelembagaan berbangsa dan bernegara," kata Prof Jimly dalam diskusi bertema “Revitalisasi Lembaga MPR” di Jakarta, Senin (4/10).

BACA JUGA: Seru! Yusril Ihza Mahendra Sindir Balik Prof Jimly

Namun, dia menekankan evaluasi yang dia maksud bukan sekadar reformasi birokrasi yang menjadi program resmi pemerintah, tetapi lebih luas dari itu.

"Saya bilang itu terlalu sempit, bukan hanya birokrasi tetapi reformasi kelembagaan,” ucapnya.

BACA JUGA: Konon Moeldoko Datang ke Cikeas Pagi-Pagi Sekali, Mengintervensi, SBY Marah

Kelembagaan itu menurutnya bukan hanya lembaga negara, melainkan kelembagaan politik, sosial, dan ekonomi.

Mantan ketua pertama Mahkamah Konstitusi itu menyebut struktur dan mekanisme bekerjanya lembaga-lembaga bisnis juga harus dievaluasi di abad kini dan abad mendatang.

BACA JUGA: Ssst, Ada Hal Positif dari Pertemuan Eks Pegawai KPK dengan Polri

Demikian pula organisasi sosial, organisasi nonpemerintah, termasuk tentu lembaga bernegara.

"Semua kelembagaan bernegara kita ini harusnya kita evaluasi," ucap tokoh asal Sumatera Selatan itu.

Prof Jimly lantas mengaitkan penjelasan itu dengan tesis kualitas kelembagaan dari Daron Acemoglu dan James Robinson dalam Why Nation Fail: The Origins of Power, Prosperity, and Poverty.

Dalam tesis itu dituliskan bahwa semua teori masa lalu yang memengaruhi maju-mundurnya peradaban dibantah oleh keduanya. Menurut mereka yang memengaruhi adalah kualitas kelembagaan.

Kualitas dimaksud adalah sejauh mana kelembagaan sosial, ekonomi, dan politik itu, pertama bisa inklusif atau bersifat terbuka dan relatif bebas dimasuki elemen baru. Kedua, tidak ekstraktif atau menghisap sumber daya alam.

"Nah, saya tambah yang ketiga, juga berkualitas dan berintegritas,” kata Jimly. (antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler