Prof Salim Said Bandingkan Kepemimpinan Soeharto, Soekarno dan Jokowi

Minggu, 23 Agustus 2020 – 13:00 WIB
Prof Salim Said saat diskusi. Foto tangkapan layar YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Soeharto dinilai sebagai satu-satunya presiden di Indonesia yang punya kekuasaan penuh dibandingkan pemimpin pendahulu dan sesudahnya.

Hal ini tergambar dari besarnya pengaruh presiden ke-2 RI tersebut selama memerintah.

BACA JUGA: Analisis Prof Salim Said soal Presiden Jokowi Tidak Sepenuhnya Berkuasa

"Di zaman Orde Baru itu ada satu orang berkuasa. Dia bisa berkuasa karena didukung oleh partai terkuat di Indonesia namanya ABRI, bukan Golkar," kata Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan Prof Salim Said dalam kanal Hersubeno Point di YouTube.

Dia menyebutkan, Soeharto bisa berkuasa penuh karena dukungan ABRI. Golkar hanya menduduki kursi-kursi di DPR dan MPR untuk memberi legalitas kepada pemerintahan orde baru.

BACA JUGA: Soal Gosip Menghamili Hingga Gagal Menikah, Denny Sumargo: Gue yang Salah

"Jadi Golkar jangan macam-macam karena yang berkuasa dulu yang mendukung penguasa dan jadi pegangan Soeharto adalah ABRI, bukan Golkar," tegas Salim.

"Golkar itu tugasnya hanya menduduki kursi-kursi di DPR MPR untuk memberi legalitas kepada Pak Harto supaya dunia internasional bisa bilang Indonesia negara demokrasi. Namun fakta sebenarnya tidak," sambungnya.

BACA JUGA: Fadli Zon: Luar Biasa Penghamburan Uang Negara

Meski begitu, menurut Salim, pada 10 tahun pertama Soeharto memerintah tidak ada ribut-ribut. Sebab, ada kepastian dan ada hasil dari pembangunan ekonomi Soeharto.

Karena terlalu lama berkuasa, Soeharto kemudian membangun dinasti politik. Itu tidak dilakukan Presiden Soekarno karena sampai dia turun jabatan, anak-anaknya belum ada yang menduduki popularitas kedudukan yang bisa diterima kalau dicalonkan.

"Nah, sekarang Jokowi jadi presiden ketika anak-anaknya sudah besar dan punya menantu. Jadi dia tidak perlu menunggu lama untuk membangun dinasti," ucapnya.

Masalahnya, kata Salim, Jokowi tidak punya partai. Presiden ke-7 RI tersebut sekarang menghadapi tahun-tahun terakhir meninggalkan istana.

"Nah, siapa yang akan bela Jokowi, karena pasti akan banyak tuntutan publik. Barangkali perhitungan Jokowi kalau keluarganya mempunyai kedudukan-kedudukan penting dalam politik itu akan lebih menolong. Namun, itu cuma spekulasi saya saja," paparnya.

Salim menilai, Jokowi memberikan kesempatan kepada anak serta menantunya untuk bertarung dalam pilkada bisa terjadi karena di antara orang-orang yang berkuasa di Indonesia ini sedikit sekali yang punya akal sehat.

"Kenapa? Karena sebenarnya tidak ada orang yang berkuasa di Indonesia sekarang seperti Pak Harto dulu. Jokowi harus berkompromi dengan banyak oligarki dengan Megawati, Luhut Panjaitan, Surya Paloh dan bahkan polisi sudah jadi oligarki. Kekuatan polisi bisa mengkriminalkan orang," bebernya. (esy/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler