Prof Zudan, Seluruh Pendapatan Hari Jumat Disedekahkan

Minggu, 22 Januari 2017 – 00:25 WIB
Prof. Zudan Arif Fakrulloh (tengah). Foto: Gorontalo Post/dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Dirjen Kependudukan Catatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh saat ini juga merangkap sebagai Plt Gubernur Gorontalo.

Birokrat yang juga dosen di sejumlah perguruan tinggi di Jakarta itu getol mengkampanyekan sedekah harian kepada masyarakat, terutama para PNS di Gorontalo.

BACA JUGA: Jadi Terpidana, Gubernur Gorontalo Bisa Maju dalam Pilgub 2017?

Setelah Lebih dari 3 bulan berada di Gorontalo, kebiasaan pria bergelar professoritu mulai terungkap satu demi satu. Ia memang sangat pandai mengatur diri, waktu, dan rezekinya.

Hebatnya lagi, setiap harinya, tak pernah terlihat wajah guru besar Ilmu hukum itu beraut masam. Senyumnya terus mengembang, meski tugas sebagai Plt. Gubernur sekaligus Dirjen Kependudukan Catatan Sipil (Dukcapil) menghimpit kesibukannya.

Apa resepnya? Tidak lain adalah budaya sedekah. Ia telah memulai cukup lama gerakan sedekah harian sebelum menularkannya kepada seluruh elemen masyarakat di Gorontalo.

Menariknya, khusus pendapatannya di hari Jumat tak 1 rupiah pun yang dikantongi untuk pribadi. Seluruhnya disedekahkan.

“Alhamdulillah dengan begitu, saya juga tak pernah kekurangan. Hidup saya tidak melarat. Malah, rizeki dari berbagai penjuru datang,” ujarnya, seperti diberitakan Gorontalo Post (Jawa Pos Group).

Tradisi sedekah harian, dan super sedekah di hari Jumat ini, melekat ke diri Zudan juga tak lepas dari perjalanan hidupnya.

Lahir di keluarga sederhana dengan ayah dan ibu seorang guru dan penjual jamu, Zudan tak memiliki cukup uang mewujudkan cita-citanya yang ingin sekolah tinggi.

Satu-satunya jalan adalah harus berprestasi. Hal tersebut membuahkan hasil hingga kemudian ketika melanjutkan studi S1, S2, sampai doktor, beasiswa pun diperolehnya.

“Karena itu niatan mengambil hari Jumat untuk sedekah seluruh pendapatan saya karena di samping tuntutan agama, saya pun merasa berhutang kepada negara yang telah menyekolahkan saya,” tuturnya.

Di Jakarta, Ormas, atau instansi tertentu sudah mengetahui, jika ingin mengundang Prof. Zudan menjadi pembicara dengan biaya gratis, mereka mengundangnya hari Jumat. Karena ia tak mau menerima honor pembicara.

“Kalau teman-teman di Jawa strateginya begitu kalau mau undang saya jadi pembicara khusus,” ujarnya sambil tersenyum. (and)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler