jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia Profesor Dr. Hikmahanto Juwana memuji langkah diplomatik Presiden Joko Widodo untuk mengundang Ukraina sekaligus memastikan kehadiran Rusia dalam KTT G20 di Bali sebagai langkah strategis mempertahankan keutuhan G20.
“Ini wujud tanggung jawab Indonesia sebagai pemegang mandat Presidensi G20,” kata Profesor Hikmahanto Juwana, Jumat (29/4).
BACA JUGA: Jokowi Akui Undang Presiden Ukraina dalam Acara G20, Apa Misinya?
Hikmahanto menilai langkah Jokowi ini sebagai bentuk kompromi atas tekanan dari AS dan sekutunya maupun dari Rusia yang terindikasi sama-sama memanfaatkan Forum G20 sebagai perpanjangan konflik mereka.
“Undangan ini lebih baik daripada memenuhi permintaan yang tinggi dari AS untuk mengeluarkan Rusia dalam forum G20,” kata Profesor Hikmahanto.
BACA JUGA: KTT G20 Bali Bakal Bahas Perang di Ukraina, Rusia Diharap Hadir
Di sisi lain, Profesor Hikmahanto berharap undangan kepada Ukraina dapat diterima oleh Rusia karena kehadiran Ukraina tidak sebagai negara anggota.
Sebelumnya, Presiden Jokowi dalam rilis video yang dikeluarkan Biro Pers dan Media Istana Negara menjelaskan telah berkomunikasi langsung dengan Presiden Ukraina Volodymr Zelensky dan mengundang untuk hadir dalam KTT G20.
BACA JUGA: Setelah Hubungi Presiden Ukraina, Jokowi Telepon Putin Malam-malam, Ada Apa?
Beberapa hari kemudian, Presiden Jokowi juga berkomunikasi langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan memperoleh kepastian akan kehadirannya di Bali nanti.
Dengan demikian, kata Profesor Hikmahanto, AS dan negara sekutunya tidak punya alasan lagi untuk memboikot KTT G20 bila Rusia hadir.
“Intinya dengan undangan ke Ukraina semua kepala pemerintahan dan kepala negara G20 akan hadir dan membahas persoalan penting dunia yaitu pertumbuhan ekonomi dunia dan pelestarian lingkungan,” pungkas Prof. Hikmahanto.
Presiden Jokowi dalam penjelasannya menekankan perdamaian dan stabilitas merupakan kunci bagi pemulihan dan pembangunan ekonomi dunia. Indonesia ingin menyatukan G20, jangan sampai ada perpecahan.(fri/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Friederich Batari