Profesor Kusnandi Percaya Kemampuan Indonesia Membuat Vaksin Covid-19

Selasa, 03 November 2020 – 19:39 WIB
Ilustrasi Covid-19. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Kusnandi Rusmil menilai Indonesia memiliki kemampuan membuat vaksin untuk Covid-19.

Terlebih, kata dia, Indonesia memiliki PT Biofarma yang telah diakui dalam membuat vaksin untuk penyakit lain.

BACA JUGA: Laju Pertumbuhan Ekonomi DKI Anjlok Imbas Pandemi Covid-19, Ini Penjelasan Anies

Bahkan, katanya, Biofarma memiliki kemampuan berproduksi dalam skala besar untuk membuat vaksin.

Atas kemampuan itu, Biofarma menjadi perusahaan obat-obatan terbesar se-Asia Tenggara.

BACA JUGA: Siapa yang Kenal dengan 4 Pemuda Ini? Siap-siap Saja

"Biofarma bagus, 70 persen vaksin poli di dunia yang buat Biofarma. Kita tidak perlu ragu cara pembuatan di Biofarma," kata dia saat menghadiri diskusi daring berjudul Menjawab Berbagai Keraguan Soal Vaksin yang disiarkan akun Youtube Kemkominfo TV, Selasa (3/11).

Namun, kata Kusnandi, terdapat ketegori orang yang dapat menggunakan vaksin Covid-19 ketika boleh digunakan. Misalnya vaksin hanya ditujukan ke orang sehat dan berusia 18 sampai 59 tahun.

BACA JUGA: Pria Berkaus Doraemon Ini Namanya Aris, Tetap Waspada

"Tidak memberikan ke orang sakit. Tidak bisa sembarang," beber pria bergelar profesor itu.

Untuk saat ini, kata dia, Indonesia tengah melakukan proses pengujian vaksin Covid-19 fase ketiga di Bandung, Jawa Barat. Sebanyak 1650 orang disuntikkan vaksin untuk tahap kedua tanpa gejala yang berbahaya.

"Kami telah melakukan, 1620 yang disuntikkan tahap pertama, kemudian 1650 disuntikkan tanap kedua. Sampai sekarang tidak ada yang mengkhawatirkan," kata Kusnandi.

Dia mengaku, sudah sering mengikuti uji klinis untuk vaksin beberapa penyakit, seperti tifus dan tetanus. Namun, uji klinis untuk vaksin Covid-19 sangat aman dan berhati-hati.

"Hasil yang selama ini di Indonesia bagus. Saya melakukan uji klinis bukan pertama kali. Saya melakukan uji klinis di atas 30 kali. Ini termasuk uji klinis yang aman, dibandingkan waktu saya uji klinis untuk vaksin tifus dan tetanus," ungkap dia. (ast/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler