jpnn.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang melanda berbagai dunia saat ini membawa perubahan dalam setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dari sisi sains dan teknologi.
Teknologi terbukti mampu menyediakan solusi bagi manusia menghadapi pandemi covid-19 saat ini melalui berbagai macam inovasi.
BACA JUGA: Plt Dirjen Diktiristek Profesor Nizam Melewati Masa Kritis DB Berkat Gowes
“Teknologi informasi salah satunya memiliki peran penting dalam mengubah perilaku manusia di masa pandemi. Banyak aktivitas saat ini dibantu oleh teknologi untuk menghindari kontak fisik dalam menekan penyebaran infeksi virus,” tutur Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof Ojat Darojat dalam The 1st International Seminar of Science and Technology for Society Development yang dilaksanakan secara daring, Kamis (14/10).
Dia mengatakan meningkatnya jumlah populasi manusia dan berbagai masalah memerlukan solusi melalui teknologi.
BACA JUGA: Pedoman Operasional Beban Kerja Dosen 2021, Simak Penjelasan Prof Nizam
Misalnya kebutuhan bahan pangan di tengah keterbatasan lahan, layanan, dan juga kebutuhan lainnya.
"Teknologi mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia misalnya dengan pemberdayaan berbagai produk, juga layanan yang makin canggih yang memudahkan," ujar Ojat.
BACA JUGA: Perguruan Tinggi Segera Gelar PTM, Putra Nababan Bilang Begini
Di sisi lain, populasi urban yang juga makin meningkat jika tidak dikelola dengan baik akan menjadi persoalan baru, mulai dari sisi kesehatan hingga bermunculannya kawasan yang kumuh.
Persoalan tersebut lanjutnya, bisa diatasi dengan bantuan teknologi. Oleh karena itu perlu paradigma baru yakni teknologi yang menghasilkan sesuatu yang efisien dan juga optimal.
Ojat juga menegaskan komitmen UT untuk menyediakan SDM mumpuni dalam bidang sains dan teknologi (saintek) dalam menyongsong revolusi industri 4.0.
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Terbuka (FST UT), Dr Subekti Nurmawati menambahkan pesatnya perkembangan teknologi bagaikan dua sisi mata uang dalam kehidupan manusia. Dapat menjadi kemaslahatan kalau diterapkan secara baik. Bisa membawa keburukan jika disalahgunakan.
"Teknologi memiliki dua sisi, yang pertama adalah bisa membantu menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan termasuk juga dalam menangani pandemi Covid-19. Jika tidak digunakan secara bijak, teknologi akan menyebabkan musibah bagi manusia," tutur Subekti di kesempatan yang sama.
Penguasaan teknologi di masa saat ini juga sangat penting bagi semua negara dan menjadi sebuah keniscayaan. Hal ini untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0 dan society 5.0 dalam dunia pendidikan.
Dijelaskannya perubahan Iptek yang sangat cepat menuntut untuk lebih mempersiapkan secara matang dalam menghadapi perubahan dunia yang serba cepat ini sebagai antisipasi dari gejolak disrupsi akibat revolusi industri 4.0, yang menyebabkan ketidakpastian yang kompleks dan ambigu.
"Seminar ini sebagai salah upaya memperkuat pengembangan sains dan teknologi," ujarnya
Apalagi, tambah Subekti, pandemi Covid-19 memberikan dampak perubahan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk sains dan teknologi. Era Society 5.0 adalah sebuah konsep di mana teknologi mendorong masyarakat untuk beradaptasi dengan kebutuhan saat ini.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek Prof Nizam mengatakan perguruan tinggi harus bisa menyediakan lulusan yang mumpuni di bidang saintek. Mereka juga harus mampu beradaptasi dan menghadapi perkembangan zaman yang pesat.
“Diperkirakan sebanyak 23 juta pekerjaan akan digantikan dengan otomasi pada 2030 nanti di Indonesia. Namun di sisi lain, bakal lahir 27 juta hingga 46 juta pekerjaan baru,” kata Nizam.
Sekitar 10 juta pekerjaan baru tersebut tidak ada pada saat ini. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi perguruan tinggi untuk menyiapkan lulusan dengan keahlian yang tidak ada sebelumnya.
“Kita harus siapkan mereka agar mampu cepat beradaptasi dengan perubahan, menjadi pembelajar yang cekatan, berwawasan kewirausahaan, memiliki literasi digital yang mumpuni dan kemampuan lainnya,” pungkas Nizam. (esy/jpnn)
Redaktur : Natalia
Reporter : Mesya Mohamad