Profil & Rekam Jejak Sri Mulyani yang Kembali Memimpin Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 – 06:39 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden RI Prabowo Subianto resmi melantik Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan pada Kabinet Merah Putih pada Senin (21/10).

Adapun Sri Mulyani dilantik sebagai Menteri Keuangan RI di tiga periode pemerintahan berturut-turut, mulai dari kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Joko Widodo (Jokowi), hingga Prabowo Subianto.

BACA JUGA: Natalius Pigai Sudah Bicara ke Sri Mulyani soal Anggaran Kementerian HAM

Perempuan yang karib disapa Ani itu dipilih karena rekam jejaknya dalam bidang ekonomi.

Perempuan kelahiran Bandar Lampung, 26 Agustus 1962 itu konsisten menempuh perjalanan di bidang ekonomi sejak masuk ke jenjang perkuliahan tingkat sarjana.

BACA JUGA: Sri Mulyani Kembali Pimpin Kementerian Keuangan Bersama 3 Wamenkeu

Riwayat pendidikan

Ani menamatkan sekolah di SMA Negeri 3 Semarang dan melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia (UI).

BACA JUGA: Usut Kasus Korupsi Batu Bara, KPK Panggil Anak Buah Sri Mulyani

Sri Mulyani tercatat sebagai lulusan Sarjana Ekonomi fakultas ini pada 1986.

Empat tahun berselang, Sri Mulyani meraih gelar Master of Science (M.Sc) di bidang Ekonomi Kebijakan dari University of Illinois Urbana-Champaign, Amerika Serikat.

Dia melanjutkan pendidikannya pada kampus yang sama untuk mendapatkan gelar Doktor (PhD), yang ia raih pada 1992.

Perjalanan karier

Sri Mulyani, yang juga akrab disapa Ani, memulai kariernya di lingkup akademik sebagai pengajar dan peneliti.

Ani menjadi asisten pengajar Fakultas Ekonomi UI (1985-1986) dan asisten profesor di University of Illinois Urbana-Champaign (1990-1992).

Dia juga aktif menjadi pengamat ekonomi sambil menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI sejak 1998.

Sri Mulyani memulai karier di pemerintahan ketika dia menjadi Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 1994-1995.

Lalu pada 1998, ia bergabung menjadi anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan RI.

Namun, sebelum mendapatkan penugasan menteri di Indonesia, Sri Mulyani sempat terpilih menjadi Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara pada 2002.

Baru dua tahun setelahnya, tepatnya pada 21 Oktober 2004, dia diberikan amanat di Kabinet Indonesia Bersatu pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.

Berselang satu tahun kemudian, Sri Mulyani dipindahkan menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar karena perombakan kabinet oleh SBY.

Sri Mulyani bertahan dengan jabatan ini hingga Mei 2010.

Selama menjabat sebagai Menteri Keuangan di era SBY, Sri Mulyani mencetak banyak prestasi. Reformasi Kementerian Keuangan, menurunkan biaya pinjaman, hingga pengelolaan utang yang dilakukannya mengantarkan dia menjadi penerima anugerah Menteri Keuangan terbaik pada 2006, di mana salah satunya diberikan oleh Euromoney dan yang lainnya diberikan oleh Emerging Markets Forum untuk lingkup Asia.

Ia juga terpilih menjadi wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes 2008 serta wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia Oktober 2007.

Kapasitasnya itu memancing amanat baru dari SBY untuk menjadi Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian lantaran Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI).

Setelah mengakhiri masa jabatan sebagai Menteri Keuangan pemerintahan SBY, Sri Mulyani berkarier di tingkat internasional lantaran diangkat menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia. Dia adalah orang Indonesia pertama yang memegang posisi ini.

Namun, pada tahun ketiga pemerintahan Jokowi, Sri Mulyani ditarik kembali ke Indonesia untuk menduduki lagi posisi Menteri Keuangan.

Sama ketika ia menjabat pada era SBY, Sri Mulyani juga mengantongi banyak penghargaan pada masa Jokowi. Di antara penghargaan yang ia terima yaitu “Best Minister in the World" pada Februari 2018 di Dubai dan "Finance Minister of the Year - East Asia Pacific" dari Global Markets pada Oktober 2018.

Dia juga dinobatkan tiga kali berturut-turut (2017-2019) sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia Pasifik oleh majalah FinanceAsia.

Pada Agustus 2019, Sri Mulyani terpilih sebagai Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia periode 2019-2023 dan kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi.

Pada masa jabatannya kali ini, Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia Pasifik atas penanganan pandemi COVID-19 oleh Global Markets.

Kemampuan Sri Mulyani mengelola anggaran negara ketika pandemi juga tercermin pada akselerasi konsolidasi fiskal, di mana defisit APBN berhasil ditekan kembali ke bawah 3 persen dalam kurun waktu dua tahun setelah sempat menyentuh enam persen pada tahun pertama pandemi.

Selanjutnya, ia terpilih sebagai Co-Chair Coalition of Finance Ministers for Climate Action dan menerima penghargaan Distinguished Leadership and Service Award pada 2021.

Lalu pada akhir 2023, dia dianugerahi gelar kehormatan Honoris Causa dari Australian National University karena kontribusinya dalam pembangunan ekonomi, baik di Indonesia maupun internasional.(antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler