jpnn.com, JAKARTA - Meskipun Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) baru setahun berjalan, namun dampaknya sudah signifikan di masyarakat. Program ini sudah terbukti memperbaiki kesenjangan layanan rawat inap di rumah sakit.
Kesimpulan itu diperoleh dari penelitian yang dilakukan Wahyu Pudji Nugraheni, mahasiswi program doktoral di Universtias Indonesia.
BACA JUGA: Integrasi JKN Kacau, Bayi Dua Bulan Tak Tertolong
Dalam disertasinya yang berhasil dipertahankan dalam sidang terbuka pada 15 Juli 2017, Nugraheni membuktikan kesenjangan akses rawat inap dengan indeks konsentrasi menurun dengan adanyan Program JKN.
"Penelitian ini membuktikan bahwa program JKN mampu memperbaiki kesenjangan akses rawat inap dengan indeks konsentrasi menurun," kata Nugraheni dalam keterangan persnya kepada JPNN.com, Selasa (18/7).
Penelitian tersebut menggunakan data Indonesian Family Life Survey (IFLS) tahun 2007 dan 2014/2015. Dengan adanya Program JKN, akses rawat inap pada sampel yang berumur ≥40 tahun telah meningkat sebesar 115,8% (2,1 poin).
Sedangkan pada sampel dengan umur ≥15 tahun kenaikan akses sedikit lebih kecil yaitu sebesar 110,5% (2,1 poin).
Untuk sampel umur ≥40 tahun, peneliti menemukan indeks konsentrasi menurun sebesar -0,108 poin pada sampel umur ≥40 tahun. Sedangkan sampel umur ≥15 tahun, indeks konstentrasinya -0,008 poin.
"Tanda negatif pada indeks konsentrasi tersebut mempunyai arti layanan rawat inap lebih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat miskin," katanya.
Untuk itu, peneliti menyarankan percepatan perluasan cakupan kepesertaan dan ketersediaan tempat tidur rumah sakit dalam jangkauan geografis yang memadai untuk perbaikan ekuitas.
"Sesuai dengan tujuan utama program JKN adalah memperbaiki akses terhadap layanan kesehatan yang berkeadilan (ekuitas) khususnya di antara kelompok pendapatan," katanya. (jpnn)
Redaktur : Tim Redaksi