Program Kartu Prakerja Berlanjut, Menko Airlangga Ingin Buka Akses Pelatihan di Luar Negeri

Selasa, 23 Januari 2024 – 22:42 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat berbicara dalam acara “Kolaborasi Penguatan Tata Kelola Program Kartu Prakerja” di Jakarta, Selasa (23/1). Foto: Dokumentasi Humas Kemenko Perekonomian

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan program Kartu Prakerja masih terus berlanjut sebagai wujud komitmen pemerintah untuk menjawab tantangan dalam penyiapan dan peningkatan angkatan kerja yang berkualitas secara masif dan inklusif.

Karena itu, dibutuhkan dukungan seluruh stakeholders agar program ini dapat berjalan sesuai target Pemerintah dengan tata kelola yang terjaga dengan baik dan akuntabel.

BACA JUGA: Hasil Riset Tunjukkan Program Kartu Prakerja Beri Dampak Positif kepada Penerimanya

"Saya mengapresiasi tim pelaksana dan manajemen pelaksana yang telah menyelenggarakan kegiatan ini sebagai upaya terus menjaga dan meningkatkan tata kelola Program Kartu Prakerja," kata kata Menko Airlangga dalam acara 'Kolaborasi Penguatan Tata Kelola Program Kartu Prakerja', Selasa (23/1).

"Ekosistemnya ternyata sangat besar, lembaga pelatihannya yang hadir hari ini saja berasal dari seluruh pulau di Indonesia, misalnya Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain,” imbuhnya.

BACA JUGA: Dinilai Berhasil Tingkatkan Keahlian Pekerja, Airlangga Lanjutkan Program Kartu Prakerja

Jumlah angkatan kerja Indonesia yang saat ini mencapai sekitar 147 juta orang harus mampu menyiapkan diri atas perubahan cepat yang terjadi di dunia kerja.

Menurutnya, dengan tuntutan skill yang semakin meningkat dan kemajuan pesat dunia teknologi menjadikan angkatan kerja harus mampu beradaptasi, berdaya tahan tinggi, dan terus bertumbuh.

BACA JUGA: Prakerja Dorong Peningkatan Skill Tenaga Kerja Menuju Indonesia Emas 2045

Untuk mampu meningkatkan produktivitas kerja dibutuhkan upskilling dan reskilling, baik bagi yang sudah bekerja maupun yang sedang mencari kerja.

Guna mewujudkan hal itu, dibutuhkan program pelatihan berskala jutaan orang per tahunnya yang juga menjadi penting untuk memanfaatkan bonus demografi secara optimal.

“Program ini dapat mendorong peningkatan skill jutaan orang per tahunnya, karena tidak ada satu pun perguruan tinggi lainnya yang bisa, hanya Kartu Prakerja yang bisa. Untuk pekerjaan rumah ke depan, kita mau pelatihan yang lebih tinggi lagi, jadi harus membuka akses ke luar negeri juga," ujar Menko Airlangga.

Harapannya, lanjut Menko Airlangga yang juga Ketua Komite Cipta Kerja, semua kalangan masyarakat bisa punya akses belajar dan pelatihan ke luar negeri.

"Tidak hanya didominasi dari keluarga kelas atas saja yang bisa,” jelasnya.

Program Prakerja mampu dengan cepat menyesuaikan perubahan karena komunikasi antara sisi kebijakan dan implementasi yang cukup intensif.

Inovasi Prakerja ini telah berhasil dengan baik sehingga mendapatkan pujian dari ADB, Bank Dunia, dan badan-badan PBB.

“Prakerja terbukti mampu beradaptasi, inklusif, dan bisa memberikan hasil efisien. Akan tetapi, apresiasi dari berbagai lembaga internasional itu jangan sampai membuat kita terlena, tetapi itu harus mendorong kita melakukan inovasi tambahan,” terangnya.

Dalam Program Prakerja terdapat berbagai macam pelatihan digital, mulai dari bahasa pemrograman, analisis data, hingga ethical hacking.

Selain itu, juga terdapat pelatihan pengoperasian alat berat, seperti truk, bus, excavator maupun bulldozer yang berguna untuk merespons geliat sektor pertambangan, perkebunan, konstruksi, serta logistik dan transportasi.

Di samping pelatihan-pelatihan seperti administrasi perkantoran, penjualan dan pemasaran, gaya hidup, desain grafis, serta soft skills, Program Prakerja juga memiliki pelatihan green skills seperti sustainability reporting, carbon accounting, modifikasi sepeda motor menjadi motor listrik, pupuk ramah lingkungan, dan lainnya.

“Mari kita terus bangun dan dukung Prakerja dengan menjaga compliance dan menerapkan tata kelola yang baik di institusi masing-masing. Kita juga bangga karena punya sistem yang efisien dan berjalan 24/7, jadi ini sebuah pelayanan publik yang berbeda," kata Menko Airlangga mengingatkan.

Dia juga mengungkapkan sebenarnya target pemerintah sampai akhir 2024 yakni diperkirakan mencapai sekitar 19 juta orang dapat mengikuti pelatihan dari Kartu Prakerja.

"Sampai saat ini, semua lembaga pendidikan yang bekerja sama dengan Prakerja juga sudah terbayar, maka Prakerja ini akan jadi program yang menjadi contoh e-government yang sukses ke depannya,” pungkas Menko Airlangga. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler