Program SANTUN Mampu Bikin Produksi Bawang Merah Meningkat

Kamis, 25 Januari 2018 – 11:22 WIB
Petani Bawang Merah. Foto ilustrasi: dokumen JPNN

jpnn.com, JAWA TIMUR - CropLife Indonesia dan PRISMA (Promoting Rural Income through Support for Markets in Agriculture) menggawangi program SANTUN (Solusi Cara Banyak Untung) di tahun 2017.

Dalam program ini, hampir 50.000 petani dan penyuluh bawang merah di Jawa Timur dan Nusa Tenggara mendapatkan sosialisasi pengetahuan mengenai praktik pertanian yang baik (good agriculture practice) dan praktik penggunaan pestisida yang baik (good pesticide practice) untuk menghadapi serangan hama dan penyakit.

BACA JUGA: Produksi Padi Surplus, Parimou Lumbung Beras Indonesia Timur

Lebih dari 80 persen dari peserta program adalah merupakan petani yang merupakan target utama program edukasi ini. Selain petani, materi juga diberikan kepada petugas lapangan di seluruh lokasi acara dalam sesi TOT (Training of Trainers).

Sepanjang 2017, SANTUN telah sukses diselenggarakan di beberapa kota di Jawa Timur, yaitu Probolinggo di bulan April, Nganjuk di bulan Mei, Kediri dan Bojonegoro di bulan Juli, serta di Kepulauan Nusa Tenggara, yaitu Kota Bima pada Agustus dan Lombok Timur di bulan September.

Kemudian ditutup pada November di Pulau Madura dan Sumbawa. Program ini dilaksanakan bekerjasama dengan dinas pertanian setempat, dan juga KARSA, sebuah platform aplikasi pertanian sebagai media partner yang turut mensosialisasikan program SANTUN ke seluruh Indonesia.

BACA JUGA: Keren, Indonesia Ekspor 11 Ton Beras Merah ke Amerika

Dalam pencapaian program SANTUN, kehadiran tertinggi yaitu petani di daerah Nganjuk dan Bima.

Sebanyak 249 orang Penyuluh Lapangan diundang untuk mendapatkan edukasi dari materi SANTUN, dimana berpotensi untuk menyentuh 49.575 orang penyuluh dan petani di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.

BACA JUGA: Insyaallah, Produksi Beras Nasional Surplus

Lima topik menjadi tema edukasi yang dihadirkan pada setiap program, di antaranya Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu; Alat Pelindung Diri, Anti Pemalsuan Produk; Manajemen Resistensi; Perawatan Alat Semprot, Label; dan Lima Aturan Utama Penggunaan Pestisida.

"Acara ini sangat positif dan perlu diadakan juga di tingkat kelompok tani. Materi penggunaan pestisida dan resistensi merupakan materi paling penting dikarenakan penggunaan pestisida di sini sudah melebihi ambang batas sehingga sangat merugikan petani," ujar  M Hasbih, PPL Desa Nagabaru, Wanasaba, Lombok Timur. (dkk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sragen Panen Raya Padi, Harga Turun


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler