Properti Komersial Tetap Menjanjikan

Senin, 12 November 2012 – 06:12 WIB
JAKARTA - Perkembangan bisnis properti komersial hingga triwulan ketiga 2012 tetap menjanjikan. Hal ini terlihat dari tingginya pasokan gedung-gedung perkantoran dan apartemen, serta kenaikan harga sewa dan jual yang mencapai 30 persen.

Merujuk data perkembangan properti komersial kuartal III 2012, Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah pasokan perkantoran dengan sistem sewa dan jual di wilayah Jakarta meningkat masing-masing 57 ribu meter persegi.     

Tak butuh waktu lama, pasokan tersebut langsung direspons pasar. Hal ini tecermin dari kenaikan tingkat hunian perkantoran sewa (leased office) sebanyak 98,01 persen dengan tarif sewa Rp 180.105 per meter persegi per bulan. Sedangkan untuk perkantoran jual, membukukan kenaikan 96,32 persen dengan harga jual Rp 21,8 juta per meter persegi.     

Kepala Biro Humas BI Difi A Johansyah mengatakan sampai akhir 2012, pihaknya memproyeksi pasokan perkantoran sewa akan meningkat dengan adanya tiga proyek baru dari kawasan central business district (CBD). "Dari tiga proyek tersebut, diharapkan akan mencapai 472.542 meter persegi," ungkapnya kemarin (11/11).

Sebaliknya, Difi menjelaskan pasokan perkantoran jual (strata title) pada kawasan CBD relatif stabil, yakni sebesar 67,02 persen dari total pasokan 1,18 juta meter persegi. Kendati demikian, Difi mengutarakan hingga akhir 2012, terdapat finalisasi tiga proyek bangunan di kawasan CBD seluas 153 ribu meter persegi, dan empat bangunan di kawasan sekunder seluas 124.010 meter persegi.

"Stabilnya pasokan perkantoran jual, justru mengerek tingkat pejualan (dari 94,88 persen menjadi 96,32 persen) dan harga," tuturnya. Dia melanjutkan, harga jual ruang perkantoran naik 32,58 persen menjadi Rp 21,8 juta per meter persegi. Sementara untuk harga jual perkantoran di kawasan primer naik 37,01 persen menjadi Rp 24,5 juta per meter persegi. Sedangkan untuk daerah sekunder, meningkat 22,42 persen mencapai Rp 16,3 juta per meter persegi.

Prospek cerah tak hanya terjadi pada properti komersial seperti gedung perkantoran, namun juga apartemen jual (condominium) di Jakarta. Disebutkan, selesainya pembangunan Tamansari Semanggi sebanyak 400 unit dan Grand Emerald Apartment sebanyak 600 unit, telah mendorong supply kumulatif apartemen sebesar 1,2 persen qtq menjadi 83.683 unit.

Difi menjelaskan pada periode ini, rata-rata harga kondominium naik 39,65 persen yoy (year on year) menjadi Rp 17,1 juta per meter persegi. Harga kondominium di kawasan primer rata-rata Rp 24,5 juta per meter persegi, sementara di kawasan sekunder seebsar Rp 14,7 juta per meter persegi. "Dari segmen pangsa pasar, penjualan kondominium didominasi oleh kelas menengah," tandasnya. (gal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Karet dan Sawit Anjlok

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler