"Kalau permintaan turun tentu terjadi keseimbangan harga baru, mungkin harganya akan menurun dibanding sekarang," ujar Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Thamrin Sihite di kantornya kemarin. Oleh sebab itu, pemerintah berharap pengusaha batu bara waspada dan bisa mengambil langkah antisipasitif.
Thamrin mengaku status waspada diperlukan supaya pengusaha batubara tidak mengalami goncangan ketika sesuatu yang buruk terjadi. Pasalnya pertambangan batu bara merupakan salah satu penyokong perekonomian nasional. "Harapannya pertambangan batu bara tetap berjalan baik. Semua pihak harus waspada pada harga batu bara tahun depan," sebutnya.
Namun dia menilai pengusaha tentu sudah mengantisipasi tren turunnya permintaan ekspor batubara tahun depan. Termasuk soal penurunan harga,"Harga itukan memang fluktuatif, kadang naik kadang turun. Tapi jangan menganggap itu hal yang biasa. Saya minta semua stakeholder harus waspada menghadapi semua kemungkinan, harus ada action untuk benahi ini," lanjutnya.
Thamrin menambahkan, kemungkinan besar pasar batu bara akan digeser ke pasar domestik jika pasar ekspor menurun. Sebab kebutuhan di dalam negeri juga besar. Misalkan untuk sektor kelistrikan atau tekstil. "Porsi penjualan batu bara ke dalam negeri masih terbilang kecil. Saat ini yang disitribusikan ke pasar domestik baru 25 persen, kita berharap semakin meningkat," cetusnya.
Peringatan itu bukannya tanpa alasan. Sebab Kementerian ESDM mencatat total rencana produksi batubara tahun 2013 akan mencapai 450 juta ton. Itu sangat riskan karena permintaan batubara di luar negeri sedang melemah,"Tahun depan, kalau melampaui rencana produksi mereka bisa mendekati 500 juta ton," tambah Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Edi Prasodjo.
Seperti diketahui produksi batubara terus meningkat dan melampaui target yang ditetapkan. Tahun lalu realisasi produksi dikisaran 330 juta ton. Sementara tahun ini, realisasi produksi batubara diperkirakan mencapai 330 juta ton, dan diprediksi terlampaui."Oleh karena itu, kami sangat menaruh perhatian soal pengendalian produksi batubara akhir-akhir ini," lanjutnya.
Edi mengaku Kementerisn ESDM masih membahas pola pengendalian produksi batubara itu. Beberapa bentuk dipersiapkan seperti penetapan kriteria batu bara yang bisa diekspor dan jenis batu bara yang tidak bisa diekspor. Pasokan ke dalam negeri juga terus ditambah. "Komposisi ekspor batu bara yang semula 30 persen sekarang komposisinya tinggal 25 persen, nantinya mungkin cuma 10 persen," jelasnya. (wir/kim)
Ekspor Batu Bara Indonesia
Tahun Volume
2009 198 juta ton
2010 208 juta ton
2011 258 juta ton
Sumber : ESDM
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aptindo Tuntut Safeguard Terigu
Redaktur : Tim Redaksi