jpnn.com, JAKARTA - Jika satu per satu perusahaan pembiayaan memperluas jangkauan bisnisnya terutama yang saat ini dianggap cukup prospektif yakni merambah bisnis digital. Namun lain hal bagi PT Mitra Pinasthika Mustika (MPM) Finance.
Salah satu unit usaha dari MPM Group di bidang pembiayaan kendaraan (mobil, kendaraan niaga dan sepeda motor) ini masih menimbang untuk terjun ke bisnis digital atau membangun diler online.
BACA JUGA: Bamsoet Dorong Pelaku Bisnis Digital Terbuka soal Asal Dana
Menurut CEO MPM Finance Johny Kandono kepada JPNN.com beberapa waktu lalu, mereka masih melakukan penjajakan ke arah bisnis digital. MPM Finance sendiri diakui Johny sudah memiliki aplikasi mobile yang lebih fokus pada kemudahan informasi dan akses oleh konsumer dan diler.
"Di bisnis digital kita baru kuatkan aplikasi mobile yang kita punya dan itu lebih kepada kemudahan akses oleh para customer kami maupun diler. Jadi untuk membangun seperti diler online kita masih review," kata Johny.
BACA JUGA: 2018, MPM Finance Optimistis Pembiayaan Kredit Rp 6,6 T
"Keputusan apakah kita ke digital financial technology masih kita godok dahulu. Untuk aplikasi digital saja masih terus kita evaluasi seberapa efektif dan saat ini kita punya beberapa inisiatif," tegasnya.
Bagi MPM Finance sendiri, bisnis digital itu ada plus-minus nya. Karena terkait pembelanjaan kendaraan lanjut Johny, konsumen tidak serta-merta langsung memutuskan saat mereka emncari informasi di internet.
BACA JUGA: MPM Finance Penetrasi ke Cibubur, Target Ambil Pasar 1-2%
"Membeli kendaraan, mobil misalnya itu kan beda mereka kan harus rasain dulu barangnya, dilihat fisiknya dan saat membeli ya mereka kan akhirnya ya datang ke diler-diler juga," tukasnya.
Saat ini, MPM Finance sendiri sudah memiliki cabang atau jaringan offline yang tersebar di Jabodetabek, Jawa Timur tersebar di 20 kota, Bali ada 4 cabang, Mataram ada 4 cabag dan di Kupang ada 2 cabang. (mg8/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rajin Berinovasi, MPM Group Sabet Penghargaan Bergengsi
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha