PALU - Pemerintah Kecamatan Mantikulore, akan lebih serius menutup aktivitas prostitusi terselebung, yang ditengarai masih dilakukan oleh warga yang menempati kawasan eks lokalisasi Kelurahan Tondo.
Keseriusan pemerintah kecamatan baru ini, disampaikan oleh Camat Mantikulore, Moh Sabil Akbar Rabu (25/7). "Saya sudah memerintahkan agar lurah Tondo segera melakukan sosialisasi kepada semua RT/RW di lingkungannya. Untuk segera menentang dan menghentikan praktik prostitusi di kawasan eks lokalisasi," ujarnya.
Tindakan ini dilakukan, sebagai bentuk penegakan aturan yang jelas-jelas menentang adanya lokasi praktik asusila di wilayah Kota Palu. Termasuk kata Sabil, pihaknya sudah terlalu sering mendapat masukan bahkan ancaman dari organisasi kemasyarakatan yang menentang kembali beroperasinya kawasan lokalisasi Tondo.
"Tidak hanya masyarakat sekitar eks lokalisasi. Tetapi beberapa ormas bahkan mengatakan siap menindaki dan menutup paksa aktivitas terselubung di kawasan eks lokalisasi, jika tidak ada eksen dari aparat pemerintah. Jadi sebelum massa yang bertindak, maka pemerintah yang akan turun tangan menuntaskannya," ungkap Sabil.
Kata mantan camat Palu Timur ini, sosialisasi kepada semua RT/RW di Kelurahan Tondo harus dilakukan secepatnya oleh pihak kelurahan. Agar usai Ramadan tidak akan ada lagi kegiatan pelacuran di kawasan tersebut.
Sabil bahkan menegaskan bahwa untuk mengamankan dan memastikan jika di kawasan eks lokalisasi tidak lagi ada praktik prostitusi, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kasat Pol PP, untuk menempatkan petugasnya di lokasi tersebut.
"Bahkan jika tetap ada aktivitas yang tidak dibenar atau ada gejolak keberatan maka tidak menutup kemungkinan kami akan meminta kesediaan pihak kepolisian untuk ikut mengawasi aktivitas di lokasi prostitusi tersebut," tegas mantan Lurah Talise ini.
Senada, Lurah Tondo, Aminudin SH mengatakan sosialisasi sudah sering dilakukan. Hanya saja harapan untuk meniadakan aktivitas prostitusi di wilayah eks lokalisasi belum juga maksimal tercapai.
"Tetapi untuk kali ini akan kami beri ketegasan jika masih ada kegiatan di lokalisasi, maka yang terjaring razia harus siap menerima hukumannya," kata lurah.
Menurut Amin, hampir setengah pekerja seks yang masih berkeliaran dan bekerja aktif di kawasan eks lokalisasi Tondo adalah warga pendatang. "Data yang kami peroleh dari para mucikari atau sekarang disebut mami, ada sebanyak 236 orang pekerja seks yang aktif di kawasan eks lokalisasi Tondo," sebutnya.
Hanya saja kata Amin, kini pekerja seks agak sulit dibedakan dengan penduduk di lokasi Tondo. Aktivitas prostitusi pun dilakukan dengan lebih rapi. Tidak lagi bergerombol menunggu tamu seperti sebelum-sebelumnya.
"Mereka hanya masuk pada saat sudah bertransaksi di luar. Itu pun mereka melakukan sistem aplous, agar tidak terlihat kalau mereka sedang menunggu tamu," tuturnya.
Aminudin pun sepakat jika momen Ramadan sangat baik untuk melakukan sosialisasi kepada semua RT/RW dengan target para muncikari atau germo, pemilik cafe atau tempat prostitusi. "Biasanya selama Ramadan para pekerja seks banyak yang pulang kampung. Olehnya kami berharap agar sosialisasi yang dilakukan kepada para mucikari atau maminya bisa maksimal. Agar para pekerja seks itu tidak perlu lagi balik ke Palu untuk kembali bekerja," harapnya.
Menurut Amin, beberapa waktu lalu melalui dana PDPM, pihak kelurahan sudah pernah melakukan pembinaan kepada para pekerja seks di eks lokalisasi Tondo. Pembinaan merupakan pemberian keterampilan seperti menjahit dan salon kecantikan. Hanya saja banyak dari mereka yang enggan menuntaskan pelatihan karena merasa bekerja sebagai penjaja seks lebih mudah mendapatkan uang.(ima)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Putusan PTUN Tak Goyahkan Kursi Ali Sutan
Redaktur : Tim Redaksi